Berikut Ini Titik Longsor di Kawasan Penambangan Minyak Tradisional

Jalan antar kecamatan di kawasan penambangan sumur minyak tradisional menggantung akibat diterjang longsor.

Suarabanyuurip.com – Ahmad Sampurno

Bojonegoro – Tanah longsor terjadi di sejumlah titik di kawasan penambangan minyak tradisional di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Selain merusak rumah, tanah longsor juga membuat jalan poros umum kecamatan rusak dan membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Data dari Kecamatan Kedewan, tanah longsor terjadi di jalan leter S dari arah Desa Kedewan menuju Wonocolo. Akibatnya jalan berkonstruksi beton menggantung setengah meter dari tanah.

Selain di Desa Wononocolo, tanah longsor juga terjadi di sejumlah titik hingga perbatasan wilayah Kabupaten Tuban. Akibatnya jalan di kawasan lapangan minyak sumur tua wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Pertamina EP Cepu Field Zona 11 menjadi rusak. Pengguna jalan harus berhati-hati karena kondisi jalan berbukit dan bertebing berpotensi rawan longsor.

“Kemudian menuju titik Sumur 1, tepat di jalan turun terdapat tiga titik longsoran. Lalu di sebelah timur Masjid Wonocolo dan menuju titik Sumur 9,” kata Kepala Seksi Trantib Kecamatan Kedewan, Suleman kepada suarabanyuurip.com, Selasa (6/12/2022).

Baca Juga :   Telan Biaya Rp 2,9 Miliar, Jalan Cor Wonocolo - Kawengan Baru Setahun Sudah Rusak

Suleman menjelaskan, lokasi rawan longsor juga berada di jalan cor beton sebelum memasuki perbatasan Kabupaten Tuban. Kondisi perbukitan dan bertebing bisa mengakibatkan longsor lebih parah.

“Kalau itu sampai longsor bisa terjadi kemungkinan terburuk,” ucapnya.

Suleman menyampaikan, bencana tanah longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kedewan pada 29 November 2022 lalu. Selain merusak jalan, tedapat 50 rumah di Desa Wonocolo terdampak. Lima rumah di antara terpaksa dibongkar dengan alasan keamanan.

“Yang dibongkar itu karena tanahnya ambles,” katanya.

Menurut Suleman, prioritas yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Kedewan bersama Pemerintah Desa Wonocolo sekarang ini adalah mencari tempat relokasi untuk warga. Rencana akan menempati lahan hutan.

“Rencana pengusulan masih di pihak desa. Langkah koordinasi telah dilakukan dengan pihak Perum Perhutani KPH Cepu;” tuturnya.

Selain tanah longsor, tambah Suleman, bencana banjir juga mejadi ancaman bagi warga di wilayah Kecamatan Kedewan jika terjadi hujan deras. Sejumlah desa rawan banjir d antaranya di Desa Hargomulyo, Kedewan, dan Beji.

Baca Juga :   2,5 Tahun Kwan Sing Bio Tanpa Pengurus

“Sempat terjadi banjir, bersamaan dengan tanah longsor di Desa Wonocolo kemarin. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, karena curah hujan masih tinggi dalam beberapa waktu kedepan,” pungkasnya.

Bencana tanah longsor di kawasan penambangan sumur minyak tradisional ini mendapat perhatian khusus dari Pertamina EP Cepu Zona 11. Anak perusahaan BUMN, Pertamina itu sekarang ini sedang melakukan assesment di lapangan terkait safety dan lingkungan.

“Dari hasil itu selanjutnya akan kita koordinasikan dengan Dinas PU dan BPBD Tuban maupun Bojonegoro,” kata Humas Pertamina EP Cepu Zona 11, Sony Aditya dikonfirmasi terpisah.(ams)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *