Banjir Landa Desa Beged, 20 KK Ring 1 Blok Cepu Terdampak

Banjir di Desa Beged Kecamatan Gayam.
BANJIR : Jalan raya Bojonegoro - Cepu tepatnya di sekitar pertigaan seberangan rel kereta api Beged yang tergenangi air, sehingga pengguna jalan harus berhati-hati saat melintasinya.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Banjir setinggi mata kaki tiba tiba melanda Desa Beged, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (18/04/2024). Sebanyak 20 kepala keluarga (KK) setempat dilaporkan terdampak.

Kepala Dusun Petak, Desa Beged, Mochamad Andoko menuturkan, bahwa banjir yang saat ini melanda wilayah desa ring satu ladang minyak dan gas bumi (Migas) Banyu Urip, Blok Cepu ini sebetulnya terjadi setiap tahun. Terutama di musim penghujan air pasti meluap ke jalan raya Bojonegoro – Cepu, tepatnya sekitar seberangan rel kereta api Beged.

“Karena drainase di pinggir jalan raya itu kecil cuman 60cm, sedangkan volume air mulai dari wilayah Mojodelik, Bonorejo yang mengalir ke Beged itu besar,” katanya kepada Suarabanyuurip.com.

Selain kondisi itu, tepat pada pertigaan Beged plat jalannya ambrol sehingga berakibat menutup drainase.

Banjir di Desa Beged, Kecamatan Gayam.
Jalan raya Bojonegoro – Cepu tepatnya di sekitar pertigaan seberangan rel kereta api Beged yang tergenangi air.

Plat beton yang dimaksud terletak di pertigaan Beged dekat Makam Morodadi, timur jembatan Purwosari. Pertigaan ini untuk lewat kendaraan yang mau masuk ke Desa Beged, Bonorejo, Mojodelik, Gayam dan sekitarnya, karena pertigaan itu jalan utama penghubung desa lain.

Baca Juga :   Cepu Dikepung Banjir, Ketinggian Air Capai Hingga Satu Meter

“Banjir ini terjadi mulai pukul 21.00 malam sampai sekarang, sekira 20 KK terdampak,” jelasnya.

Meski begitu, taksiran kerugian belum diketahui. Tetapi yang jelas ada beberapa golongan seperti pedagang dan petani yang terkena imbasnya. Banyak petani yang dikabarkan habis tanam terendam air, dan ada yang harus menunda tanam karena air masih tinggi.

“Dan pedagang kalau malam tidak bisa berdagang karena banjir, seperti penjual penyetan, warkop, es, mie ayam, serta pedagang bakso,” bebernya.

“Setiap kali hujan deras pasti terjadi banjir di Desa Beged. Karena drainase terlalu kecil kurang lebih ukuran 40 centimeter (Cm) dan banyak dinding-dinding yang roboh,” beber Camat Gayam, Palupi Hadi Pratih Dewanti membenarkan.

Senada, Palupi juga menduga, drainase yang melintas jalan PU ambles, sehingga material menutup saluran air.

“Sudah tiga kali kami laporkan ke PU Bina Marga Kabupaten Bojonegoro, tapi sampai saat ini belum ada penanganan. Cuma repotnya mas, itu jalan propinsi to?,” ungkapnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Baca Juga :   Berikut Ini Titik Longsor di Kawasan Penambangan Minyak Tradisional

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *