Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Proses tukar guling tanah kas desa (TKD) untuk pipa minyak Banyu Urip, Blok Cepu, di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro masih mandek, sehingga belum diajukan ke Gubernur Jawa Timur. Sebab tukar guling TKD itu masih menunggu rekomendasi Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah.
Kepala Desa Ngampel, Kecamatan Kapas Purwanto mengatakan, musyawarah desa (musdes) untuk pembahasan tukar guling TKD sudah diadakan akhir 2022 lalu.
“Berkas kelengkapan seperti persyaratan sudah diajukan ke Pemkab Bojonegoro,” katanya, Selasa (7/2/2023).
Namun, sampai saat ini masih menunggu rekomendasi Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah untuk mengajukan tukar guling pipa minyak ke Gubenur Jawa Timur.
Dia mengatakan, hasil musdes yang diadakan bersama beberapa pihak seperti tim fasilitas dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), harga tanah per meter perseginya naik. Namun, lanjut dia, harga tersebut belum pakem karena masih tergantung penilaian dari appraisal.
“Harganya sekitar Rp 1,3 juta per meter perseginya. Tapi tergantung penilaian appraisal,” kata purnawirawan TNI AL itu.
Sementara itu, mantan Kepala Desa Ngampel Pudjianto mengatakan, sebelumnya tukar guling TKD Ngampel terkena pembangunan pipa minyak EMCL semenjak tahun 2020 sudah berproses dan persyaratan aturan sudah cukup. Penilaian dari appraisal yang difasilitasi oleh EMCL sudah keluar dan proses sudah dinaikan ke Kantor BPMPD Bojonegoro (sekarang DPMD).
“Termasuk hasil penilaian dari apraisal harganya Rp 571.000 per meter persegi, penilaian TKD Ngampel harga per meter persegi sebesar Rp 900.000,” katanya.
Juga, kata dia, hasil ukur dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) luas TKD terkena pembangunan pipa Migas EMCL terdiri 6 titik luas seluruhnya 1.653 meter persegi. Sedangkan tanah pengganti luas 2.200 meter persegi.(jk)