Suarabanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Bojonegoro – Berkurangnya lahan pertanian di sekitar lapangan minyak dan gas bumi (Migas) Banyu Urip, Blok Cepu, perlu menjadi perhatian serius bagi pemangku kebijakan agar perekonomian petani desa sekitar ladang migas tetap berjalan baik.
Salah satunya membangun irigasi dangan memanfaatkan air Sungai Bengawan Solo. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Desa (Kades) Katur, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sukono.
“Warga masyarakat desa di Kecamatan Gayam, 80 persen lebih adalah petani tadah hujan. Jadi pihak terkait perlu memikirkan nasib petani ring satu Blok Cepu agar tetap terjaga baik dan sejahtera,” katanya.
Pria yang juga ketua paguyuban Kades Kecamatan Gayam tersebut menjelaskan, bahwa 500 hektar lebih lahan pertanian di Kecamatan Gayam terbebaskan untuk kepentingan proyek Migas Banyu Urip. Sehingga ratusan petani ring satu Blok Cepu kini telah kehilangan mata pencaharian di sektor pertanian.
“Harapannya bisa ada irigasi pertanian dengan memanfaatkan air Bengawan Solo. Sehingga sisa lahan yang tinggal sedikit ini petani bisa mengolahnya dengan lancar saat musim kemarau. Dengan begitu maka perekonomian para petani sekitar tetap berjalan dengan baik,” imbuhnya.(sam)