Suarabanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – DPRD Bojonegoro, Jawa Timur, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat untuk segera menindaklanjuti hasil focus group discussion (FGD) program pengurangan emisi karbon yang menjadi bagian tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) BUMD PT Asri Dharma Sejahtera (ADS). Wakil rakyat meminta agar program itu diprioritaskan di desa-desa terdampak industri migas.
“Jangan sampai program pengurang emisi karbon ini hanya sebatas FGD. ADS selaku pengelola dana CSR, dan DLH sebagai leading sektor program ini harus segera menindaklanjuti,” kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro, Sigit Kusharyanto.
Sigit menyampaikan, FGD pengurangan emisi karbon telah dilaksanakan sebelum lebaran Idulfitri 2023 di salah satu hotel bintang pusat Kota Bojojegoro. Dihadiri oleh ADS, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD), DPRD, dan asisten.
“Dalam FGD itu kita sudah memberikan sejumlah saran dan masukan terkait rencana program pengurangan emisi karbon,” tuturnya.
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, sejumlah saran yang diberikan adalah meminta kepada ADS dan DLH Bojonegoro untuk melakukan pemetaan sebelum program dilaksanakan agar kegiatan tepat sasaran. Utamanya desa-desa atau wilayah yang memiliki tingkat emisi karbon tinggi atau melebihi ambang batas.
“Dari paparan yang disampaikan Dirut ADS kemarin, penyumbang emisi karbon terbesar adalah industri migas. Jadi sudah seharusnya warga atau desa terdampak diprioritaskan. Jangan sampai mereka hanya mendapat dampaknya,” tegas Sigit.
Selain melakukan pemetaan, Ketua Fraksi Partai Golkar itu melanjutkan, ADS dan DLH Bojonegoro perlu melakukan kajian secara teknologi dan ilmiah terhadap program CSR pengurangan emisi karbon.
“Juga regulasi yang mendasarinya. Karena isu ini sudah menjadi pembahasan bukan hanya di tingkat nasional, tetapi global. Dan, kita di DPRD siap menyiapkan regulasinya jika memang nanti daerah membutuhkan,” pungkasnya.
Presiden Direktur PT Asri Dharma Sejahtera (ADS), Mohammad Kundlori menyatakan, program pengurangan emisi karbon ini merupakan gagasan DLH Bojonegoro yang didukung ADS. Salah satu isu latar belakangnya karena bisnis ADS di industri ekstraktif.
“Apalagi isu ini sudah disepakati negara G20 dan Paris Agreement,” beber Kundlori.
Dijelaskan, ada empat tahapan program pengurangan emisi karbon ini. Yaitu FGD, workshop, lomba emisi karbon, terkhir apresiasi kepada desa desa yang punya tutupan lahan yang mampu menyerap emisi.
“Nanti ada reward atau pemberian penghargaan kepada desa dan masyarakat yang mampu menyerap emisi karbon terbanyak,” pungkasnya.
Kepala DLH Bojonegoro, Dandy Suprayitno sebelumnya menyampaikan, program pengurangan emisi karbon ini lebih pada gerakan mengajak perilaku masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup agar bisa membumi dan menggenerasi.(suko)