Pengrajin Emping Garut di Blok Cepu Masih Terbatas

ANTUSIAS : Ketua Paguyuban Kartini Mandiri, Yeni Supriyati bersama anggota saat memberi pelatihan pembuatan emping garut.

Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Ceruk pasar untuk produk camilan tradisional emping garut dinilai masih terbuka lebar. Namun jumlah pengrajin panganan tradisional ini dirasa masih kurang. Terutama di sekitar pengeboran sumur minyak dan gas bumi (Migas) Blok Cepu, di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Ketua Paguyuban Kartini Mandiri, Yeni Supriyati mengatakan, produksi emping garut yang dihasilkan oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tergabung di paguyubannya hingga hari ini belum mampu memenuhi permintaan pasar. Kondisi ini disebabkan masih terbatasnya para pengrajin.

“Di Kecamatan Gayam hingga hari ini belum ada pelaku usaha emping garut,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com.

Beruntungnya, kata perempuan asal Desa Bareng, Kecamatan Ngasem ini, ada program pelatihan pembuatan emping garut untuk sekira 20 orang yang didukung oleh Operator Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

Pelatihan menyampur emping garut © 2023 suarabanyuurip.com

Para pelaku UMKM saat praktek menggoreng emping garut.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari

Pelatihan itu dikemas dalam kegiatan peningkatan kualitas produk UMKM yang dihelat di Pusat Inkubasi Bisnis (PIB), Desa Ringintunggal, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Selasa (27/06/2023). Yeni mengaku didaulat menjadi salah satu trainer atau pelatih. Yakni dalam pembuatan emping garut.

Diungkapkan, bahwa para peserta terlihat lancar tanpa kendala dalam proses pelatihan. Mulai dari praktek teknik mengupas garut sebagai bahan dasar. Dilanjutkan cara perebusan, penumbukan bahan, cara pengeringan dan penjemuran, sampai dengan penggorengan yang diteruskan membuat varian rasa.

“Terakhir kami latih cara penyajian dalam kemasan atau packaging. Saya yakin para peserta sangat menguasai tentang cara-cara saat praktek tadi,” ujarnya.

Dari hasil pelatihan, Yeni berharap, jumlah para produsen emping garut bertambah. Plus memiliki produk yang berkualitas baik. Karena pada kondisi saat ini, stok yang dimiliki para anggotanya masih sangat terbatas. Hal ini tidak berimbang dengan permintaan pasar yang tinggi.

“Jadi tidak perlu khawatir soal pemasaran, kami juga bersedia membantu menampung produksi para peserta pelatihan melalui paguyuban kami,” ujarnya.

Pengupasan garut © 2023 suarabanyuurip.com

Anggota Paguyuban Kartini Mandiri, sedang memberi contoh pengupasan garut.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari

Selain itu, perempuan pelaku UMKM yang pernah mendapat binaan EMCL ini juga menyarankan, jika ada lahan yang kosong yang dimiliki para peserta hendaknya dapat ditanami garut. Mengingat bahannya juga terbatas ada secara musiman. Biasanya tersedia saat panen enam bulan sekali.

“Lebih bagus kalau bisa mencadangkan bahan sampai tiba musim panen berikutnya,” tandasnya.

Dikonfirmasi terpisah, perwakilan EMCL, Feni Indiharti menjelaskan bahwa program peningkatan kualitas produk UMKM ini merupakan bagian dari komitmen EMCL dalam mendukung peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar Lapangan Banyu Urip.

“Dukungan terhadap UMKM ini tidak hanya pada bantuan akses permodalan, pelatihan usaha, bahkan sekaligus pendampingan akses pasar,” bebernya.

Dijelaskam, bahwa produk-produk binaan UMKM binaan EMCL juga dijadikan oleh-oleh bagi para tamu yang berkunjung ke Lapangan Banyu Urip. Tidak hanya itu, EMCL juga ingin memastikan UMKM bisa naik kelas. Oleh karena itu, pada beberapa kesempatan, EMCL membantu UMKM untuk bisa bekerjasama business to business dengan perusahaan besar pemasok katering.

“Kerjasama tersebut memungkinkan penjualan dapat berlangsung secara terus menerus,” jelasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *