Suarabanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Jakarta – Pemerintah berencana mengembangkan Bioetanol sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) untuk menjadi bahan bakar kendaraan. Saat ini pengembangan yang sudah dilakukan Pemerintah masih dalam skala pilot project untuk menghitung kualitas bahan bakar yang dihasilkan dan nilai keekonomiannya.
“Pengembangan bahan bakar nabati yang renewable dan terbukti dapat meningkatkan perekonomian rakyat kecil. Ini sesuatu yang bagus dan sudah ada contohnya di beberapa negara tropis seperti di Brazil,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, di kantor Kementerian ESDM, Jumat (14/7) kemarin.
Menurut Arifin, pengembangan jenis bahan bakar baru harus melalui serangkaian tahapan dan pengujian agar tergambar kelayakan untuk diproduksi secara massal.
“Kita saat ini baru pada tahap pilot, baru akan ada scale up. Nanti baru dianalisa keekonomiannya dan selama itu harus juga ada free marketing,” ujarnya.
“Uji coba dulu respon dari masyarakat baik atau tidak, kemudian kualitasnya bagus atau tidak, dan memang harus ada tahap-tahapan seperti itu. Jika sudah skala besar, kita akan bangun industrinya. Pasti kita harus menuju ke sana karena kita masih punya lahan yang luas,” lanjut Arifin dalam siaran persnya.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 November 2022 telah meluncurkan program Bioetanol Tebu Untuk Ketahanan Energi. Peresmian ini dilaksanakan di sela-sela kunjungan kerja di pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero), Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.(sam)