Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Pengembangan tujuh sumur di lapangan minyak Banyu Urip PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) masih belum ada kejelasan. Hingga saat ini, PT ADS badan usaha milik daerah (BUMD) Bojonegoro, Jawa Timur, belum menjelaskan secara detail kepada DPRD Bojonegoro, Jawa Timur rencana realisasi sumur tersebut.
“Rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar Maret 2023 belum dijelaskan secara detail terkait pengembangan tujuh sumur di Lapangan Banyu Urip,” kata Anggota Komisi B DPRD Bojonegoro Lasuri.
Dia mengatakan, secara umum belum disampaikan secara detail berapa nominal anggaran yang nantinya untuk mengelola pengembangan tujuh sumur itu. Dan apakah tujuh sumur itu pengembangan baru atau bekas sumur lama lalu dikembangkan.
“Saat ini kami belum mengetahui, karena saat RUPS kemarin disampaikan hanya sekilas,” katanya, Senin (24/7/2023).
Dia menjelaskan, sebetulnya Kabupaten Bojonegoro bisa mengelola pengembangan tujuh sumur di Lapangan Banyu Urip itu, karena secara anggaran sangat mampu. Apalagi, lanjut dia, modal PT SER sudah kembali bahkan sudah untung.
“Namun, yang menjadi catatan Lapangan Banyu Urip masih bagian dari Blok Cepu,” katanya.
Politisi PAN ini berharap pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip segera dilaksanakan untuk mendongkrak produksi yang saat ini terus mengalami penurunan.
“Kalau produksinya turun tentu akan berpengaruh terhadap dana bagi hasil migas yang diterima pemkab, maupun pendapatan dari BUMD ADS dari PI Blok Cepu,” pungkas Lasuri.
Sementara itu, Mohammad Kundori Dirut PT ADS yang baru saat dihubungi suarabanyuurip.com melalui sambungan WhatsApp belum menjawab sampai saat ini. Meski sudah dibaca dan centang biru.
Ketua Badan Kerja Sama (BKS) Blok Cepu, Hadi Ismoyo sebelumnya menyampaikan unvestasi untuk penambahan pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, telah diputuskan pada 23 Oktober 2021. Nilainya mencapai sebesar USD150 juta atau setara Rp 2,1 triliun. Biaya tersebut untuk pengeboran 7 sampai 10 sumur baru dalam rentang waktu empat tahun.
Hadi menjelaskan, dari total tambahan investasi USD 150 juta itu, biaya yang harus dibayarkan BKS Blok Cepu sebesar USD15 juta atau Rp 216.635.250.000. Jumlah tersebut sesuai porsi BKS dalam pengelolaan PI 10% yang dibagi empat BUMD.
Rinciannya, BUMD Bojonegoro PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) 4,48%; BUMD Provinsi Jatim PT Petrogas Jatim Utama (PJUC) 2,24%, BUMD Blora PT Blora Patragas Hulu (BPH) 2,18%, dan BUMD Provinsi Jateng PT Sarana Patra Hulu Cepu, 1%.
Dari hasil kajian yang dilakukan, Hadi melanjutkan pemboran sumur baru itu bisa menambah produksi minyak Lapangan Banyu Urip sekitar 15.000 sampai 20.000 ribu barel per hari (Bph) pada tiga tahun mendatang.
“Tambahan produksi itu di tahun 2024 loh ya. Bukan sekarang. Karena proses ngebor dan membangun fasilitas itu butuh waktu,” kata pria yang menjabat Presiden Direktur PT. Petrogas Jatim Utama (PJU), BUMD Provinsi Jatim ketika dikonfirmasi suarabanyuurip.com, Senin 15 November 2021.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi sebelumnya menyampaikan, pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, belum masuk dalam work program and buget (WP&B) tahun 2023.
“Belum masuk tahun ini,” kata Nurwahidi di sela-sela menghadiri peresmian Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran Tiung Biru (JBT) serta Lapangan Gas MDA & MBH, di Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Rabu (8/2/2023).
Menurutnya, rencana pengeboran sumur baru di Blok Cepu sekarang ini masih tahap persiapan. Mulai dari menyiapkan rig pengeboran, hingga lahan untuk tapak sumur.
“Semua masih dipersiapkan,” tegas Pak Nur, biasa disapa kepada suarabanyuurip.com.
Ia menjelaskan, pengeboran sumur baru yang akan dilakukan tersebut untuk mendongkrak produksi minyak Blok Cepu yang terus mengalami penurunan secara alamiah. Produksi minyak yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sekarang ini berkisar di angka 170 ribu barel per hari (Bph).
“Ada lima sumur infill dan pengeboran sumur eksplorasi untuk lapisan klastik yang akan dilakukan di Blok Cepu untuk menahan laju produksi,” pungkas pria ramah ini.(jk)