SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Operator lapangan minyak dan gas bumi (migas) Blok Tuban, Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Sukowati Field melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada 60 petani di Desa Bakalan, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (26/09/2023) kemarin.
Para petani tergabung dalam empat kelompok tani (Poktan) yaitu, Poktan Sidomulyo, Rukun Tani, Sumberagung, dan Sidorukun. Dalam agenda ini Pertamina EP Sukowati juga menyerahkan paket bantuan alat penunjang pembuatan kompos.
Senior Manager Relation Regional Indonesia Timur Pertamina Subholding Upstream Pertamina, Fitri Erika mengatakan, bahwa perusahaan berkomitmen untuk mendukung program berkelanjutan yang mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pembuatan pupuk oleh kelompok petani akan menjamin ketersediaan pupuk dan menimbulkan dampak ekonomi berupa efisiensi biaya produksi. Di sisi lain lingkungan akan lebih terjaga karena lahan pertanian yang menurun kualitasnya akibat penggunaan pupuk kimia.
“Kondisi lahan akan kembali meningkat kualitasnya dengan penggunaan pupuk organik,” kata Fitri dalam keterangan persnya kepada SuaraBanyuurip.com, Rabu (27/09/2023).
Kepala Desa Bakalan, Listyono mengucapkan terima kasih atas komitmen perusahaan dalam mendukung pertanian yang menjadi mata pencaharian utama di desa yang dia pimpin. Kegiatan ini disambut baik karena petani di Desa Bakalan bisa praktek langsung setelah pembelajaran kolaborasi pekan lalu di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
“Kami turut bahagia, karena petani di Desa Bakalan bisa memproduksi sendiri, minimal bisa mengurangi ongkos pembelian pupuk,” ungkapnya.
Sementara Camat Kapas, Kasmari, yang kala itu didampingi Babinkamtibmas dan Babinsa setempat menyampaikan rasa terima kasih kepada Pertamina EP Sukowati Field atas pemberian pelatihan pembuatan pupuk organik untuk petani. Sebab dengan begitu kondisi tanah persawahan di Desa Bakalan terjaga kesuburannya.
“Saya tahu persis persoalan pertanian yang utama adalah ketersediaan pupuk,” ujar Kasmari yang mengaku berasal dari keluarga petani.
“Ini merupakan bentuk sinergi bersama untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Kami juga punya program SLPTT (Sekolah Lapang Pengendali Lahan Terpadu),” sambung Kholif, perwakilan Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro. Salah satu kegiatan SLPTT disebutnya mengedukasi petani untuk kembali memanfaatkan kompos.
Sedangkan Ketua Poktan Rukun Tani, Marji mengaku senang bisa praktek menghasilkan 4 kwintal pupuk kompos. Selama pelatihan dia didampingi oleh Lestari Muda Indonesia, mitra Pertamina EP Sukowati yang dipandegani oleh Farhan Ulil.
“Kami akan mencoba langsung di lahan kami masing-masing,” tandasnya.(fin)