SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Guna memastikan terwujudnya Pemilu yang ramah terhadap kaum disabilitas, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyelenggarakan sosialisasi.
Agenda bertajuk “Sosialisasi Penguatan Pemahaman Kepemiluan kepada Disabilitas dan MoU” itu dipusatkan di Sentra Gakkumdu (Penegak Hukum Terpadu) Jalan Teuku Umar 65 Bojonegoro bersama tiga organisasi disabilitas.
Tiga organisasi itu ialah, Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Kesejahteraan untuk Tuna Rungu Indonesia (DPC Gerkatin), Rumah Bersama Difabel (RBD), dan Persatuan Tuna Netra Indonesia.
Ketua Bawaslu Kabupaten Bojonegoro, Handoko Sosro Hadi Wijoyo dalam sambutannya mengatakan bahwa Bawaslu Bojonegoro berkomitmen akan berkerjasama dengan lintas institusi agar pemilu dapat terasa riang gembira.
“Sebab namanya saja sudah pesta demokrasi, tentu tidak sepatutnya pemilu ini tegang, panas dan sebagainya, maka upaya menciptakan demokrasi yang berkualitas menjadi efort kita bersama untuk mewujudkannya,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com, Jumat (20/10/2023).
Selain itu, lanjut pria yang akrab disapa Hans, keberagaman menjadi kekuatan mewujudkan pemilu yang inklusif, dan berbicara inklusifitas tentunya tidak boleh ada yang tertinggal (no one left behind), salah satunya adalah Pemilu yang ramah disabilitas.
Untuk itu, Bawaslu Bojonegoro memastikan upaya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan Hak bagi penyandang disabilitas, pihaknya juga akan terus berupaya memfasilitasi kalangan disabilitas memperoleh hak yang sama dalam pemilu.
Hal itu sebagaimana adanya Undang-Undang Disabilitas Nomor 8 Tahun 2016, maka perlu diakselerasikan pada pemilu 2024, termasuk fasilitas mencoblos nanti di Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mendapatkan aksesbilitas.
Hans mengajak kepada semua pihak agar menciptakan pemilu yang iklusif bagi semua warga negara, termasuk bagi penyandang disabilitas.
Selain pemahaman kepemiluan untuk kaum disabilitas, dibuat pula nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) disebut sebagai wujud mengakomodasi kawan-kawan bagi disabilitas.
MoU itu ditandangani oleh Ketua Bawaslu dan masing-masing dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Kesejahteraan untuk Tuna Rungu Indonesia (DPC Gerkatin) Yoga Falakh Ramadhan, Ketua Rumah Bersama Disabilitas (RBD) Muhammaf Arif, dan Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia, Arih Darwono Puspito.
“Agar kawan kawan dapat mengikuti, menikmati, proses pemilu ini secara keseluruhan seperti yang didapatkan warga pada umumnya, sehingga kawan-kawan disabilitas dapat berkontribusi secara penuh,” ujar Hans.
Sementara paparan sosialisasi disampaikan oleh narasumber Aulia Singa Zanki yang berbasis pendidikan disabilitas. Dia menekankan bahwa hal yang paling penting adalah semua warga negara bisa mendapatkan akses mengikut pemilu.
“Khususnya untuk disabilitas, Pemilu harus ramah pada mereka,” tandasnya.(fin)