SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono mengaku merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi warga yang tercerabut dari tanah asalnya atau terkena gusur, bahkan itu dampak dari proyek Kementerian PUPR sendiri.
Pria humoris ini mengemukakan hal tersebut saat meninjau proyek strategis nasional (PSN) Bendung Gerak Karangnongko di lokasi yang bakal dibangun as pelimpahan yang berpusat di Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Pejabat kelahiran Surakarta ini menyatakan telah membangun 61 bendungan di Indonesia. Sehingga sangat memahami jika pernak pernak masalah saat proses pembangunan memang selalu ada. Tak terkecuali pada Bendung Karangnongko, terutama pada masyarakat yang terpaksa harus dipindahkan.
“Saya tadi malam baru tanda tangan menerima (pencairan) ganti rugi, (karena) rumah saya digusur kena proyek jalan tol Becakayu,” katanya pada Kamis (19/10/2023) lalu.
“Saya merasakan bagaimana rasanya tercerabut dari tanah itu,” lanjut Pak Bas, sapaan akrabnya.
Maka, selain pemberian ganti untung untuk harga tanah dan nilai yang ada di atas tanah, ada istilah solatium yang diberikan kepada warga terdampak. Ada rumus tersendiri untuk menghitung hal tersebut. Solatium adalah kerugian emosional.
“Jadi nanti kalau di sini ada yang harus dipindahkan, saya mohon percayalah bahwa kami tidak ingin menyengsarakan, pasti itu,” tandas Pak Bas bernada empati kepada warga terdampak di Ngelo dan Kalangan.
Menteri kabinet Presiden Joko Widodo ini juga mengaku mendengar, bahwa warga setempat yang terdampak menginginkan dapatnya dipindah tidak jauh dari lokasi asalnya, atau tidak jauh dari sungai Bengawan Solo.
Namun, ia meyakini, adanya putra daerah yang menjadi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) yakni Pratikno, dengan niatan dan komunikasi yang baik, semua hal bakal terselesaikan dengan baik.
“Sebab jika tidak, rumahnya Pak Pratikno bisa digeruduk itu,” ucapnya melempar canda ke Mensesneg Pratikno yang dibalas tawa secara spontan.
“Mudah-mudahan semua dapat dimufakatkan,” tegas Pak Bas.
Terpisah, saat dikonfirmasi perihal pemahaman dan keinginan masyarakat ihwal relokasi dan kepastian hukum tidak terusir lagi saat ada bupati baru, Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto mengatakan, bahwa masyarakat telah bisa menerima penawaran relokasi.
“Dan (sudah) memahami penjelasan, Mas,” katanya dalam pesan Whatsapp.(fin)