SuaraBanyuurip.com – Pada tahun 2023, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri mengalami peningkatan signifikan, mencapai 68,2% dari total pemanfaatan sebesar 5.494 BBTUD. Data yang diumumkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa sebanyak 3.475 BBTUD gas bumi digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik, sementara sisanya, sekitar 1.749 BBTUD, dialokasikan untuk ekspor.
“Jadi 2/3-nya untuk dalam negeri, ini sudah berbalik dari tahun-tahun sebelumnya. Terutama untuk kebutuhan industri,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji dalam keterangannya.
Tutuka menjelaskan bahwa sektor industri menjadi pemain utama dalam pemanfaatan gas bumi, dengan porsi sebesar 40,5%. Jumlah ini mencapai 1.515,8 BBTUD, diikuti oleh sektor industri pupuk dan kelistrikan. Selain itu, gas bumi juga dialokasikan untuk kebutuhan LNG domestik, LPG, city gas, dan Bahan Bakar Gas (BBG).
Tutuka menegaskan bahwa peran gas bumi dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia semakin signifikan. Sementara pemanfaatan untuk ekspor terbagi antara ekspor LNG dan ekspor gas bumi. Dengan porsi ekspor yang lebih kecil, fokus utama tetap pada pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri.
Pemanfaatan gas bumi untuk kepentingan domestik yang terus meningkat menandai pergeseran strategis, menopang industri dan infrastruktur energi nasional ke arah kemandirian dan keseimbangan antara kebutuhan dalam negeri dan ekspor.(red)