SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Sebanyak dua kontraktor yang mengerjakan proyek di lapangan minyak Banyu Urip, Blok Cepu, belum melaporkan jumlah tenaga kerja (naker) di Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Padahal dua perusahaan tersebut telah beraktivitas sejak 2023 lalu.
Kedua perusahaan itu adalah PT Meindo Elang Indah dan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
PT Meindo mengerjakan proyek perawatan sumur minyak dan perbaikan pipa Lapangan Banyu Urip, sejak akhir Oktober 2023 lalu. Sementara PDSI mengerjakan proyek pengeboran sumur infill clastik Banyu Urip sejak Desemnber 2023.
Dalam pekerjaan tersebut, PT Meindo sebelumnya telah merekrut 60 pekerja dari sejumlah desa terdampak di wilayah Kecamatan Gayam. Sedangkan PDSI telah merekrut 45 tenaga kerja dari sejumlah desa sekitar dengan berbagai kualifikasi untuk kegiatan penunjang pengeboran.
“Untuk perusahaan yang mengerjakan proyek Banyu Urip belum ada yang melaporkan tenaga kerjanya kepada kita,” kata Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Industrial Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro Rafiudin Fatoni.
Fatoni menyampaikan, untuk PT Meindo Elang Indah sudah beberapa kali ke Disperinaker Bojonegoro tapi sampai saat ini masih belum melaporkan tenaga kerjanya.
“Justru yang sudah dan rutin melaporkan tenaga kerjanya adalah perusahaan di proyek gas JTB,” ucapnya.
Sesuai laporan yang diterima Disperinaker Bojonegoro, Fatoni melanjutkan, tercatat ada 15 perusahaan yang memiliki kontrak di proyek gas Jambaran Tiung Biru (JTB) telah melaporkan jumlah nakernya. Perusahaan tersebut di antaranya PT Rekayasa industri, PT Arthamigas, PT Catur Mitra Teknologi, dan lainnya sudah melaporkan jumlah naker.
“Tercatat ada sebanyak 341 naker yang dilaporkan ke Disperinaker. Namun dari jumlah itu, ada juga data naker yang masuk, namun tidak ada keterangan dari perusahaan mana dia bekerja,” bebernya.
Fatoni mengimbau kepada perusahaan yang beraktivitas di proyek migas di Bojonegoro untuk segera melaporkan data tenaga kerja ke Disperinakar. Tujuannya agar dapat diketahui berapa jumlah pekerja, bidang pekerjaannya, dan darimana mana asal mereka.
“Sehingga kita mengetahui keberadaan perusahaan itu sudah memaksimalkan sumber daya lokal atau belum. Karena harapan kita kehadiran perushaan-perusahaan itu bisa ikut mengurangi pengangguran di Bojonegoro,” pungkas Fatoni.
Dikonfirmasi terpisah, Humas PT Meindo Elang Indah, Supardi saat dihubungi melalui sambungan telepon WhatsApp tidak menjawab. Begitu juga ketika suarabanyuurip.com mengirimkan pesan terlihat hanya tanda terbaca di pesan WhatsApp, namun tidak ada balasan.(jk)