SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Nurul Azizah, menyampaikan tentang pentingnya moderasi beragama. Hal tersebut dikemukakan saat pejabat santun dan ramah ini menghadiri acara yang dihelat oleh Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) setempat.
Selain Nurul Azizah, hadir dalam agenda yang dipusatkan di Aula MAN 2 Bojonegoro ini yaitu Kepala Kankemenag Kabupaten Bojonegoro Abdul Wahid, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sub Bagian Tata Usaha Moh. Zainal Arifin, Pendeta Iwan Sukmono dan Suwito dari Organisasi Muhammadiyah sebagai narasumber.
Kegiatan Operasional Kelompok Kerja Pengembangan Kampung Moderasi Beragama yang digelar oleh Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam itu diikuti oleh 76 peserta, terdiri dari unsur Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), Penyuluh Agama Islam, serta Tokoh Agama, Rabu (29/05/2024).
“Moderasi beragama penting karena di Indonesia ada lima agama yang hidup berdampingan. Maka penting pula untuk dijaga, karena bertujuan merawat kerukunan dan memperkokoh semangat kebangsaan,” kata Sekda Nurul Azizah dalam sambutan.
Demi menjaga tetap terwujudnya moderasi beragama, perempuan asli Bojonegoro ini menyampaikan perlunya sikap arif, toleransi, saling menghormati, dan saling sayang menyayangi.
Di sela-sela arahan, perempuan yang dinobatkan sebagai camat teladan di Jawa Timur itu menyelipkan kisah jika orang tuanya dahulu adalah Pegawai Kemenag Bojonegoro. Bahkan ketika masih berdinas, sempat terpilih sebagai perwakilan keluarga sakinah teladan tingkat kabupaten dan tingkat Bakorwil pada tahun 2006.
“Dengan sejarah itu, saya dan doeloer 7 (tujuh saudaranya) hidup dari gaji yang diterima Bapak di lingkup Kemenag Bojonegoro. Maka saya harus bersinergi dengan Kemenag,” beber Mbak Nurul, sapaan akrabnya.
Sementara Plt Kasubag TU sekaligus Kepala Seksi Bimas Islam, Moh. Zainal Arifin menuturkan, bahwa kegiatan pembentukan “Relawan Moderasi Beragama” tersebut adalah tindak lanjut dari pembentukan kampung moderasi di Kabupaten Bojonegoro.
“Dengan terbentuknya relawan moderasi beragama pada tiap kecamatan ini diharapkan dapat merawat kerukunan antar umat beragama dan memperkokoh semangat kebangsaan,” harapnya.
Senada, Kepala Kemenag Bojonegoro, Abdul Wahid, menekankan agar para relawan dapat menanamkan betul-betul empat pilar moderasi beragama. Yakni Komitmen Kebangsaan, Anti Kekerasan, Toleransi, dan Penerimaan Terhadap Tradisi.
“Dari keempat indikator tersebut saya minta agar relawan mengimplementasikan dalam kegiatan sehari hari maupun dalam lingkungan bekerja,” ujarnya.
“Jika empat pilar ini diimplementasikan mampu menavigasi antara dua ancaman utama dalam konteks berbangsa dan bernegara yaitu ekstremisme dan liberalisme,” tandas Wahid
Selaras dengan Wahid, salah satu narasumber, Pendeta Iwan Sukmono memaparkan materi tentang pentingnya Moderasi Beragama.
“Hal itu untuk menjaga stabilitas bernegara,” paparnya.(fin)