SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, melibatkan ratusan Penyuluh Agama Islam se kabupaten untuk menyosialisasikan bahaya judi online dan edukasi kepada masyarakat.
Pelaksana Tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Plt Kasubbag TU) Kantor Kemenag Bojonegoro, Dr. H. Moh. Zainal Arifin, M.Pd.I, dalam peperangan untuk menghentikan maraknya perjudian online, pihaknya telah memberikan pembekalan dan penguatan kepada Tim Kerja Penyuluhan Bahaya Judi Online Tingkat Kabupaten.
“Jumlah tim penyuluh sebanyak 178 orang se Bojonegoro,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Jumat (06/12/2024).
Pria yang sekaligus menjabat Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Kasi Bimas) Islam ini kepada para penyuluh dapat secara aktif melakukan sosialisasi masif dan edukasi tentang bahaya judi online, baik secara langsung kepada masyarakat maupun melalui platform yang tersedia pada gawai elektronik.
Pejabat yang hobi olahraga karate ini menegaskan, bahwa judi online telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat, termasuk generasi muda. Maka ia berharap penyuluh agama harus aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang dampak negatif dari judi online.
“Ini untuk mencegah jangan sampai masyarakat terjerat judi online, karena bahayanya sangat merusak, bisa menyebabkan kecanduan, gangguan kesehatan mental, dan kriminalitas. Maka saya katakan stop judi online, dalam ajaran Islam perjudian dilarang karena merusak individu dan masyarakat,” tegasnya.
Salah satu penyuluh agama di Kecamatan Ngambon, Noer Hidayah mengaku, bergerak aktif menyampaikan kepada masyarakat, bahwa judi online dapat merusak moral bangsa, merusak ekonomi keluarga hingga mengakibatkan perceraian.
“Apalagi sekarang angka perceraian meningkat dan mayoritasnya karena judi online,” bebernya.
Hidayah, demikian perempuan ini karib disapa, juga memberikan edukasi, judi online berdampak bagi warga masyarakat akan dikucilkan dari pergaulan, karena terjebak hutang ada di mana-mana.
Perlu pula diwaspadai, lanjut dia, judi online merambah ke anak sekolah. Sehingga mereka tidak fokus belajar bahkan terjerumus pinjaman online, ujungnya masa depan hancur dan banyak tagihan hutang.
“Penelitian menunjukkan judi online berawal dari coba coba kemudian ketagihan, harta pun habis bak kena hipnotis, padahal tidak ada cerita judi online itu menang, yang ada selalu kalah, jadi jangan sampai masyarakat coba-coba judi online,” tandasnya.(fin)