SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Alokasi LPG 3 Kg Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mencapai 40.800 metrik ton pada tahun ini. Namun, konsumsi masyarakat terhadap gas subsidi tersebut mencapai 90 persen, sehingga stok LPG 3 kg mengalami kelangkaan.
“Setiap bulan angka serapan mencapai 90 persen dari alokasi, apalagi pada saat Ramadan dan Idul Fitri, April kemarin konsumsi LPG 3 kg mengalami lonjakan,” kata Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro Sally Atyasasmi.
Dia mengatakan, lonjakan kembali terjadi pada Mei lalu, karena para petani menggunakan LPG 3 untuk mengairi tanaman padi akibat kekeringan. Petani yang juga sasaran yang sebelumnya menggunakan bahan bakar solar kini beralih ke bahan bakar gas untuk disel pompa air.
Sally mengungkapkan, perubahan kebijakan peralihan penggunaan bahan bakar solar ke gas LPG pada petani sasaran, belum secara detail terdata. Sehingga pada saat masuk musim tanam angka kebutuhan LPG 3 kg meningkat tajam sehingga terjadi kelangkaan.
“Dan hal ini menjadi evaluasi bersama baik DPRD, Pemkab Bojonegoro, Pertamina, SPBE, hingga Agen LPG,” katanya, Sabtu (8/6/2024).
Politisi Partai Gerinda itu menambahkan, beberapa pihak yang ikut dalam rapat di Komisi B DPRD Bojonegoro Jumat kemarin sepakat untuk merekomendasikan pendataan ulang kebutuhan gas rumah tangga, usaha mikro, dan petani sasaran.
“Sehingga dapat dijadikan pedoman pengajuan alokasi ke Kementerian ESDM,” katanya.
Sementara itu, Kepala Disdagkop UM Bojonegoro Sukaemi mengatakan, pendistribusian LPG 3 kg harus tepat sasaran mulai rumah tangga, usaha mikro, dan bidang pertanian.
“Sehingga agen dan pangkakan tetap mengutamakan mendistribusikan sesuai ketentuan, utamanya perlu mendata kebutuhan bidang pertanian yang menggunakan LPG 3 kg dengan adanya perubahan konversi solar ke lpg,” katanya.
Dia mengatakan, Pertamina Patra Niaga juga harus verifikasi jumlah agen dan pangkalan yang belum memahami teknologi informasi (TI) untuk menginput data e-KTP penerima manfaat LPG 3 kg.
“Juga tidak menimbun LPG 3 kg baik tabung isi dan kosong agar tidak terjadi kendala pendistribusian serta ketersediaannya dengan harapan kebutuhan masyarakat terpenuhi serta dipandang perlu menambah kuota LPG,” pesan Sukaemi.(jk)