Tingkatkan Kualitas Keterampilan Perajut, EMCL dan YSSI Selenggarakan Pelatihan Merajut di Desa Sukoharjo dan Leran

Pelatihan merajut.
Peserta pelatihan rajut dari Desa Sukoharjo dan Leran, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, saat mengikuti penutupan pelatihan merajut yang dilaksanakan Yayasan Sri Sasanti Indonesia (YSSI) dengan EMCL dan didukung penuh oleh SKK Migas.(ist)

SuaraBanyuurip.com – Sebanyak 50 perajut dari Desa Sukoharjo dan Leran, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mengikuti pelatihan Merajut Tas Hobo Oval selama empat hari, Rabu – Kamis (19-20/06) dan Rabu – Kamis (26-27/06). Pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan program pengembangan ekonomi perempuan dan penyandang disabilitas yang diselenggarakan atas kerja sama Yayasan Sri Sasanti Indonesia (YSSI) dengan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan didukung penuh oleh SKK Migas.

Pada pelatihan di sesi terakhir, hadir untuk melakukan pemantauan dan evaluasi program yakni Mahesa Ghalendra, S.STP, M.M selaku Kepala Bidang Promosi Ekspor dan Kerja Sama Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Bojonegoro; Siti Syamsiah, S.Sos, selaku Sub Koordinator Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Ahli Muda, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bojonegoro; Ir. Agus Haryana Panca Putra, M.Si selaku Camat Kalitidu, serta Sulistyawan selaku Kepala Desa Sukoharjo. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Sukoharjo, Kamis (27/6).

Dalam kesempatan itu, Siti Syamsiah menyampaikan bahwa produk peserta pelatihan sudah cukup bagus. Kedepan perlu belajar untuk bagaimana membuat kombinasi warna yang lebih bagus.

Menurut Syamsiah, pelatihan ini memberikan manfaat yang luar biasa untuk kelompok, namun pelatihan saja tidaklah cukup.

“Ibu-ibu harus tetap semangat. Jangan putus ditengah jalan. Setelah pelatihan ini, bisa membuat produk secara mandiri. Bagi yang sudah punya merk dan produk, dari Dinas Perindustrian siap untuk membantu memfasilitasi pembuatan NIB dan NPWP,” tutur Syamsiah.

Pernyataan sama disampaikan Mahesa Ghalendra. Ia menyampaikan agar perajut menjaga semangat serta kualitas barang, karena pasar rajut ditingkat nasional sangat menjanjikan. Hal ini terbukti dengan banyaknya peminat di Pameran InaCraft Nasional. Kabupaten Bojonegoro turut memboyong produk rajut.

Pelatihan ini langsung turut menggandeng kelompok Perempuan Indonesia Merajut (PRIMA) Kabupaten Bojonegoro. Satu diantaranya adalah Hartini. Perempuan asal Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu ini sudah bergabung dengan PRIMA sejak 2019. Hartini merupakan perajut aktif yang juga bertanggung jawab sebagai koordinator di tingkat kecamatan.

Pada pelatihan ini, Hartini dengan telaten memberikan arahan kepada perajut pemula dengan materi Hobo Oval.

“Materi pelatihan kali ini memang lebih tinggi tingkat kesulitannya, dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan supaya keterampilan merajut bisa semakin mahir ” ungkap Hartini di sela-sela proses pelatihan.

Sebagai perajut, Hartini aktif mengerjakan pesanan dari salah satu perusahaan ekspor tas rajut. Saat ini bersama dengan anggota kelompoknya, Ia sedang mengerjakan 700 buah panel pesanan dari CV Bhumi Cipta Mandiri. Dari pesanan inilah Hartini dan teman-temannya bisa mendapatkan penghasilan tambahan sebagai ibu rumah tangga. Kesibukan ini tidak lantas mengecilkan peran Hartini sebagai ibu rumah tangga.

“Harus pintar-pintar membagi waktu antara pekerjaan rumah tangga dan usaha rajut,” tutur Hartini.(red)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *