SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro — Bakal Calon Bupati (Bacabup) Bojonegoro, Setyo Wahono sambang ke Pusat Latihan (Puslat) Gantari Kirana, milik organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati (SH) Terate Cabang Bojonegoro Pusat Madiun. Tempat pendadaran para siswa dan warga ini terletak di Desa Plesungan, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, Minggu (04/08/2024).
Kedatangan Wahono ibarat menyambung untaian sejarah SH Terate wilayah barat kabupaten penghasil minyak dan gas bumi (migas), sebutan lain untuk Bojonegoro. Sebab ketika SH Terate menjejak bumi tanda latihan perdana di wilayah barat Bojonegoro, tak lepas dari jasa ayahanda Setyo Wahono.
Calon pemimpin Bojonegoro asli dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini datang di Puslat bersamaan dengan kegiatan olahraga ringan biasa dihelat di Ahad pagi. Yakni senam aerobic yang diikuti oleh para anggota SH Terate.
Tak pelak, agenda Minggu sehat yang dihadiri para sesepuh SH Terate, diantaranya Kangmas Wahyu Subakdiono, Kangmas Warno, Kangmas Sriyanto, Kangmas Moh Mastur, Kangmas Sutrisno, Kangmas Lugito, Kangmas Endro, dan Kangmas Agus Wahyudi, ini berubah riuh rendah. Karena kedatangan Wahono yang disambut antusias oleh peserta senam aerobik.
Dalam kesempatan tersebut Setyo Wahono menyampaikan terima kasih dan kebanggaan yang luar biasa kepada semua pengurus dan warga SH Terate khususnya di Bojonegoro yang tentunya tak dapat disampaikan dengan kata kata. Karena warga SH Terate sudah tidak asing lagi bagi keluarganya.
“Untuk SH Terate ini memang sudah tidak asing lagi dengan keluarga kami. Karena itu saya mohon doa dan dukungannya, mohon pangestunya dari semua warga SH Terate yang ada di Bojonegoro khususnya,” ujarnya.
“Semoga kedepan kemakmuran dan kebanggaan dapat kami persembahkan untuk warga masyarakat Bojonegoro dan tentunya juga untuk warga SH Terate,” imbuhnya.
Sementara Ketua SH Terate Cabang Bojonegoro, Wahyu Subakdiono menuturkan, bahwa sejarah perjalanan SH Terate di wilayah barat menjadi meluas hingga saat ini juga tidak lepas dari peran serta almarhum Pak Kariman dan Ibu Kasminah. Kedua tokoh tersebut tak lain adalah orang tua kandung kakak beradik, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Setyo Wahono.
Pendekar dan seniman yang menekuni seni lukis ini melanjutkan, mata rantai sejarah ini terpatri karena pada waktu itu setiap ada kegiatan latihan maupun kegiatan-kegiatan SH Terate selalu dibantu oleh orang tua Setyo Wahono.
Kala itu, SH Terate di Dolokgede didirikan oleh almarhum Mujiono, seorang guru yang menghimpun para pemuda berlatih budaya bangsa pencak silat. Latihan pertama kali ini diterima dan mendapat dukungan baik berupa tempat latihan, makanan, minuman dan lain sebagainya. Pak Kariman merupakan kepala desa yang menjabat era sekitar tahun 1977-1998.
“Beliau ini waktu itu adalah Kades Dolokgede, beliau adalah orang tua dari Pak Mensesneg Pratikno dan Mas Wahono. Beliau itu selalu membantu setiap ada kegiatan SH Terate,” tutur Wahyu Subakdiono.
“Jadi jangan lupa sejarah, saatnya kita membalas budi, mari kita semua warga SH Terate mendoakan Mas Wahono dan Mbak Nurul menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro,” tandasnya.(fin)