Injeksi CO2 CCUS Pertamina di Lapangan Migas Sukowati Dilengkapi Sistem Digital Canggih

Ruang digital canggih Lapangan Migas Pertamina Sukowati untuk memonitor injeksi CO2 yang beroperasi selama 24 jam.
Ruang digital canggih Lapangan Migas Pertamina Sukowati untuk memonitor injeksi CO2 yang beroperasi selama 24 jam.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — PT Pertamina (Persero) mengimplementasikan injection C02 di Lapangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Sukowati, Bojonegoro, Jawa Timur dibekali dengan sistem digital canggih yang beroperasi selama 24 jam. Sistem ini bernama Data Acquisition Realtime Analyzer Command Center (DARA CO.CO).

Digitalisasi sistem ini mampu memonitor seluruh aktivitas Injection CO2 beserta Sumber Daya Manusia (SDM) di area operasional Lapangan Migas yang dikelola oleh PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PEP) Sukowati Field.

Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Nicke Widyawati, memonitor langsung proses injection C02 di ruang kendali digital. Ia mengatakan, sebagai BUMN, amanah untuk melakukan terobosan-terobosan termasuk implementasi teknologi baru, dan sebuah kebanggaan menjadi bagian dari sejarah pelaksanaan teknologi baru untuk mewujudkan kemandirian energi.

“Keberhasilan injeksi C02 menunjukkan komitmen Pertamina dalam penerapan teknologi CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage),” kata Nicke di sela kunjungannya di Lapangan Sukowati, Senin (14/10/2024) kemarin.

Dari injeksi CO2 itu ada dua hal yang bisa dicapai yaitu, pertama bisa menurunkan emisi karbon dan yang kedua adalah meningkatkan produksi minyak dari Sukowati, lanjut dia pada acara Kick Off Field Trial Interwell C02 Injection, sambil menambahkan bahwa penerapan teknologi CCUS juga akan memberikan peluang bisnis baru di masa depan.

“Sebagai gambaran yang kita injeksi C02 hari ini berasal dari beragam sektor, ada dari pabrik pupuk dan dari industri lain. Dan ini tentunya memberikan keyakinan bahwa transisi energi bukan hanya mengurangi emisi di hulu migas tetapi juga menciptakan bisnis baru dengan melakukan CCUS,” terang Nicke.

Selain itu ia menyatakan, bahwa peluang bisnis baru ini terbuka lebar karena Indonesia memiliki potensi  penyimpanan emisi karbon C02 hingga 530 gigaton. Indonesia memiliki potensi untuk bisa menjadi carbon capture hub di regional.

“Kita akan melangkah ke seluruh blok migas di seluruh Indonesia untuk mewujudkan kemandirian energi dan juga mencapai net zero emission di 2060. Terima kasih kepada pemerintah mohon dukungannya selalu,” ucap Nicke.

Sementara itu, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas ESDM, Noor Arifin Muhammad, turut mengapresiasi langkah Pertamina dalam mendukung  pemerintah melalui inovasi teknologi CCUS di Lapangan Sukowati.

“Pemerintah support sekali, komitmen pemerintah sudah jelas dan ini menjadi pesan dari Pak Menteri ESDM bahwa kita harus menjaga lifting dan meningkatkan produksi migas,” ujar Arifin.

Deputy Director General CCS Project Department, JOGMEC, Hiroshi Okabe juga menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang telah terjalin antara JOGMEC dengan Pertamina.

“Kami berkomitmen untuk memperpanjang kolaborasi dalam penerapan CCUS yang berkontribusi untuk reduksi gas emisi. Kami akan melanjutkan kolaborasi di Sukowati bersama Pertamina,” ujarnya.

Di tempat yang sama, General Manager Asia Carbon Neutral Business Department, JAPEX Kyoko Okamoto menyampaikan rasa bangga bisa bekerja sama dengan Pertamina dalam penerapan CCUS di Sukowati.

“Saya percaya kerja sama ini akan membuat kita solid untuk mengembangkan CCUS di Sukowati. Kami juga berharap kolaborasi kita terus berjalan untuk mencapai net zero emission,” bebernya.(fin)

 

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait