SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur hingga Oktober 2024 tembus Rp 3,7 triliun. Besarnya Silpa itu, disebabkan karena pelampauan pendapatan dan banyak proyek dengan anggaran besar tak terserap.
Kepala Badan Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Bojonegoro, Luluk Alifah mengatakan, besaran Silpa itu masih bisa berubah, karena realisasi pendapatan dan serapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2024 masih akan berlangsung sampai 31 Desember mendatang.
“Update serapan anggaran masih di angka 39,05 persen atau sudah terealisasi Rp 3,2 triliun dari total target APBD sebesar Rp 8,2 triliun,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Selasa (15/10/2024).
Kemudian untuk pendapatan APBD Bojonegoro di angka 73,23 persen, terealisasi Rp 4 triliun dari total anggaran Rp 5,5 triliun. Sehingga dari pendapatan dan serapan per 14 Oktober ini memunculkan Silpa sebesar Rp 3,7 triliun.
“Namun angka Silpa ini masih dapat berubah karena penetapan serapan dan pendapatan masih di akhir tahun,” tandasnya.
Sementara Wakil Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro, Lasuri mengatakan, Silpa tahun 2023 ditetapkan sebesar Rp 2,8 triliun dan angka itu masih terlalu tinggi. Tentu di sisa waktu dua bulan ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro harus melakukan percepatan serapan anggaran.
“Hal ini agar nantinya tidak menjadi Silpa apabila anggaran seperti proyek-proyek besar tidak terserap. Setidaknya Silpa 2024 ini bisa lebih kecil dibandingkan tahun lalu. Selain itu untuk mengantisipasi apabila terjadi pelampauan pendapatan,” katanya.(jk)