SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Sebanyak 10 ekor sapi di Pasar Hewan turut Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur terindikasi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sapi-sapi itu kemudian langsung diambil sampel darahnya untuk diuji ke laboratorium.
Indikasi adanya hewan ternak terkena PMK ini diketahui saat Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro melakukan pemeriksaan ke Pasar Hewan. Selain itu juga melaksanakan pencegahan PMK dengan melakukan penyemprotan disinfektan.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Peternakan pada Disnakkan Bojonegoro, drh. Lutfi Nurrahman mengatakan, dalam melakukan pencegahan penularan PMK di Kabupaten Bojonegoro pihaknya menggandeng Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan instansi lain.
“Kami bersama BPBD dan instansi lain (TNI-Polri) melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang – kandang sapi maupun di pasar hewan untuk mencegah penularan PMK,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (09/01/2025).
Kemudian, terkait 10 sapi yang terindikasi terjangkit PMK saat dilakukan pemeriksaan oleh petugas gabungan di pasar hewan, pihaknya telah mengambil sampel darah dari sapi untuk diuji laboratorium. Sampai sekarang, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium tersebut.
“Mudah-mudahan kesepuluh sapi tadi tidak terdampak,” harapnya.
Meski PMK belum mewabah di Kabupaten Bojonegoro tetapi Disnakkan tetap menghimbau kepada para peternak sapi agar selalu waspada dan selalu menjaga kebersihan kandang. Selain itu pihaknya juga meminta kepada para peternak untuk menunda membeli sapi, terlebih dari luar Kabupaten Bojonegoro.
“Jangan sampai sapi yang dalam keadaan sehat mendekati sapi terjangkit PMK, apalagi berada dalam satu kandang karena PMK dapat ditularkan lewat udara,” imbuhnya.
Dijelaskan, hewan yang terjangkit PMK memiliki ciri – ciri demam tinggi, sekitar 39–41°C, lepuh atau luka berisi cairan pada lidah, gusi, hidung, tercak, atau kuku, dan keluar air liur berlebihan (hipersalivasi).
Ciri lainnya, hewan mengalami pincang atau tidak mampu berjalan, hilang nafsu makan, bibir bergetar dan mulut berbusa, penurunan berat badan, dan berkurangnya produksi susu akibat mastitis.
“Jika diketahui ciri-ciri tersebut agar segera melapor ke dokter hewan terdekat atau melapor ke dinas terkait,” tandasnya.(fin)