SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (RI) Hanif Faisol Nurofiq meminta kepada ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), operator Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu untuk lebih memperhatikan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Permintaan itu disampaikan Menteri KLHK Hanif Faisol Nurofiq saat mengunjungi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu di wilayah Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Selasa (21/5/2025).
“Tadi saya sempat mendengar pembicaraan bapak menteri mengenai emisi karbon. Selain itu, EMCL untuk berkontribusi lebih ke Kabupaten Bojonegoro,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro Dandy Suprayitno saat mengikuti kunjungan.
Dalam kunjungan kerjanya, Menteri kelahiran Kabupaten Bojonegoro, tersebut juga meninjau pengembangan sumur Lapangan Banyu Urip yang sedang dilakukan oleh ExxonMobil.
Menteri KLHK Hanif Faisol Nurofiq didampingi Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto dan President ExxonMobil Indonesia, Carole J. Gall dan sejumlah pejabat melihat sejumlah lokasi Lapangan Banyu Urip.
Setelah melakukan rapat internal, Menteri Lingkungan Hidup melanjutkan perjalanan ke Wonocolo untuk melihat produksi sumur tua peninggalan Belanda.
“Rombongan menteri saat di Banyu Urip sempat melakukan rapat tertutup sebelum menuju Wonocolo,” ujar Dandy.

Dia menjelaskan, Menteri KLHK juga sempat melihat pengembangan sumur infill carbonate dan dua sumur infill clastic Banyu Urip, Blok Cepu.
“Bapak menteri juga berbicara mengenai produksi sumur yang dikelola EMCL ini, termasuk membahas keberlanjutan lingkungan,” tuturnya.
Dandy mengaku sempat berbicara dengan Menteri KLHK mengenai pengelolaan lingkungan di Bojonegoro.
“Namun, beliau mengatakan karena waktu terbatas beliau ingin mengundang DLH Bojonegoro untuk datang ke Jakarta,” katanya kepada suarabanyuurip.com.
Dandy mengungkapkan Menteri KLHK Hanif Faisol Nurofiq juga sempat membicarakan roadmap penanganan atau pengelola sampah secara efektif dan tepat. Apalagi tempat pembuangan akhir (TPA) di Bojonegoro hampir over kapasitas.
“Sehingga sampah harus bisa didaur ulang untuk mengurangi sampah di Bojonegoro,” katanya.(jk)