Sebut Gelembung Air dari Bawah Pohon Klampis di Bojonegoro Pernah Terjadi

Fenomena gelembung air
FENOMENAL : Gelembung air dari bawah pohon klampis di tanah kosong milik Nasrun, Dusun Turasan, Desa Sumberwangi, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.(arifin jauhari)

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Gelembung air di bawah pohon klampis yang fenomenal di Desa Sumberwangi, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, disebut sebut sudah pernah terjadi.

Letupan gelembung udara di kubangan air berdiameter 1 meter persegi (m²) itu tepatnya berada di tanah kosong milik Nasrun di Dusun Turasan. Saat ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah mengambil sampel untuk pengujian.

Camat Kanor, Faisol Ahmadi mengatakan, ketika letupan itu terjadi, pihaknya melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Perangkat Desa Sumberwangi, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan warga masyarakat sekitar, telah mengecek lokasi pada Selasa 18 Maret 2025, sekitar pukul 16.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.

“Hasil pengecekan yang kami dapat, gelembung udara di genangan air tersebut juga pernah terjadi pada saat musim penghujan yang lalu,” kata Faisol Ahmadi kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (20/03/2025).

Ia juga mendapat keterangan dari masyarakat sekitar bahwa gelembung udara di genangan air tersebut tidak kelihatan pada saat musim kemarau, hanya pada saat musim hujan.

“Pada hari Senin tanggal 17 Maret 2025, saat dicek oleh perangkat desa dan warga sekitar tidak ada lubang. Dan genangan air tersebut tidak bertambah banyak, kemungkinan besar hanya gelembung udara yang keluar dari dalam tanah,” ungkapnya.

Sementara itu, DLH Kabupaten Bojonegoro menyatakan, hasil uji insitu terhadap air di sekitar gelembung sesuai pp 22 tahun 2021 lampiran VI air permukaan adalah ph 7.67 (kategori normal, range nilai 6-9), suhu 30.6 ° C, bau (tidak berbau menyengat), warna coklat, do 4.33 mg/l sesuai dengan baku mutu (nilai minimum DO 3 mg/l). DLH juga menemukan penampakan gelembung air di sekitar akar pohon dengan radius sekitar 50 cm.

“Tidak tercium bau belerang atau amoniak di sekitar lahan. Kondisi tanaman dan pohon di sekitar gelembung udara masih normal tidak ada yang kering atau mati,” kata Kepala DLH Bojonegoro, Luluk Alifah.

Menurut dia, kejadian fenomena alam ini sebetulnya sudah terjadi sejak kurang lebih 3 tahun lalu. Gelembung air keluar, jika kondisi hujan atau lahan tersebut tergenang air.

“Fenomena alam ini viral setelah warga lain pada hari Selasa 18 Maret 2025 mengetahui kemudian merekam dan diunggah di media sosial. Kemudian ramai diperbincangkan,” tandasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait