Gudang Beras Penuh, Bulog Bojonegoro Segera Cari Tempat Penyimpan Tambahan

Gudang beras penuh
PENUH : Tumpukan beras di Gudang Beras Bulog Sumengko, Kecamatan Kalitidu. Bulog Bojonegoro tetap menyerap beras, dan segera mencari tempat penyimpan tambahan.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Gudang penyimpanan beras serapan Perum Bulog Cabang Bojonegoro, Jawa Timur, hampir seluruhnya terisi penuh. Sekitar 10 hari ke depan, diperkirakan seluruh gudang tak lagi mampu menampung serapan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini segera mencari tempat tambahan untuk menyimpan beras.

“Tetapi tidak semua gudang bisa dijadikan gudang beras ya,” kata Pimpinan Cabang Perum Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja kepada Suarabanyuurip.com, Rabu (16/04/2025).

Bulog Bojonegoro sendiri memiliki tiga gudang beras di wilayah kerjanya. Yakni di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Gudang Beras Wire di Kabupaten Tuban, dan Gudang Beras di Babat, Kabupaten Lamongan.

Ferdian, begitu ia karib disapa menyebut, ketiga Gudang Beras Bulog (GBB) sudah mendekati terisi penuh sesuai kapasitas masing-masing. Sementara serapan beras masih terus berjalan.

Kapasitas untuk beras pada GBB Sumengko, terpasang 10.000 ton. Padahal di gudang ada komoditas lain selain beras, yakni minyak goreng dan gula yang juga membutuhkan ruang simpan. Per hari ini, gudang itu sudah mencapai hampir 8.000 ton, maka sekira 90 persen kapasitas gudang telah terisi untuk beras.

“GBB Sumengko tumpukannya maksimal sampai 25 karung, ini karena juga memperhatikan unsur keselamatan,” beber alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Lalu, pada GBB Wire di Tuban, kapasitasnya sebanyak 21.000 ton. Per hari ini tersisa ruang sebanyak 3.000 ton, sebab telah terisi 18.000 ton. Diperkirakan dengan kecepatan serapan beras rata-rata 350 ton per hari, tak sampai 10 hari ke depan gudang itu juga bakal terisi penuh.

Kondisi sama pun dialami GBB Babat, Lamongan. Yang mana memiliki kapasitas 10.000 ton. Gudang ini juga lebih dari 90 persen terisi serapan beras. Maka sesegera mungkin pihaknya terus mencari tambahan gudang-gudang beras di luar milik Bulog.

“Paling tidak dalam minggu ini kan semua gudang sudah terisi penuh, sehingga belum bisa terisi lagi, maka kami harus mencari gudang-gudang lain yang dimiliki swasta atau pribadi dengan pola sewa,” ujarnya.

Dijelaskan, bahwa pihaknya telah melakukan survei untuk mendapatkan lagi unit-unit pergudangan. Ini dilakukan guna menilai kondisi gudang, apakah memenuhi persyaratan sebagai gudang beras atau tidak. Jika layak maka digunakan sebagai penyimpan serapan beras.

Syarat paling utama unit gudang dapat digunakan menyimpan beras salah satunya adalah aerasi. Karena dibutuhkan perputaran udara di dalam, dan tidak boleh pengap.

“Dari survei kami temukan ada beberapa yang memenuhi standar, di Lamongan ada yang jadi calon, begitu juga di Tuban, tapi yang Bojonegoro kami belum temukan,” ungkapnya.

Kecepatan serap beras se Cabang Bulog Bojonegoro disebutnya mencapai 800 ton sampai dengan 1.000 ton per hari. Per 16 April 2025 ini, serapan beras telah mencapai 16,4 persen dari target yang ditetapkan untuk Bulog Bojonegoro. Artinya mencapai 8.000 ton dari 48.000 ton target cabang.

“Dengan sisa waktu serapan 14 hari lagi, nanti kira-kira masih bisa 7.000 sampai 8.000 ton lagi, atau total mungkin bisa mencapai 14.000 an ton,” tandasnya.

Diwartakan sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi 4 asal Daerah Pemilihan (Dapil) IX, Bojonegoro-Tuban, Eko Wahyudi dan Sekretaris Komisi B DPRD Bojonegoro, Jawa Timur, Sigit Kushariyanto berkunjung ke Perum Bulog Cabang Bojonegoro, Sabtu (12/4/2025).

“Saya lihat Perum Bulog sudah berupaya maksimal dalam penyerapan gabah, namun memiliki kendala berupa keterbatasan kapasitas gudang karena sudah penuh,” kata Sekretaris Komisi B DPRD Bojonegoro, Sigit Kushariyanto kepada Suarabanyuurip.com.

Selain itu Bulog ia ketahui telah bekerja sama dengan 18 mitra penggilingan padi, untuk pengeringan dan penggilingan gabah menjadi beras. Bahkan, Bulog berencana menyewa sistem resi gudang yang ada di Kecamatan Dander.

“Nanti Bulog bakal menyewa ke pemerintah kabupaten (pemkab) karena sistem resi gudang itu di bawah dinas perdagangan, tujuannya untuk menyimpan karena punya kapasitas 5.000 ton,” ujar mantan Kepala Desa Ngraseh ini.

Kemudian, pada sisa waktu panen raya untuk luasan lahan 12.000 hektar minggu ini, semaksimal mungkin gabah akan diserap oleh Bulog dengan harga sesuai HPP Rp6.500 per Kg.

“Meski begitu serapan gabah ini sebetulnya kewajiban kita bersama, tidak hanya Bulog saja, artinya termasuk pengusaha penggilingan padi, pedagang gabah dan berbagai pihak. Harga Rp6.500 itu diwajibkan untuk semua orang, tidak hanya penugasan pada Bulog,” tegasnya.

Oleh sebab itu, menurut Sigit, agar pembelian gabah tetap terjamin pada harga Rp6.500 per Kg, maka pihaknya menyarankan agar Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pangan Mandiri segera dibentuk badan usaha dan organ perusahaannya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait