SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia Nafitasari
Ratusan kepala keluarga (KK) di dua desa di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, melaporkan pencemaran lingkungan yang diduga berasal dari kilang mini (mini rifinery) milik PT. Tri Wahana Universal (TWU) kepada Tim Optimalisasi Kandungan Lokal bentukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Senin (24/4).
Ratusan KK yang mengeluhkan bau busuk dari kilang mini itu berasal dari Desa Katur dan Sumengko. Rinciannya, di Desa Katur sebanyak 49 KK dan Desa Sumengko sebanyak 205 KK yang tersebar di beberapa dusun. Yakni Dusun Sawen sebanyak 103 KK, Srumap 24 KK, dan Dusun Clangap 78 KK.
Mereka membubuhkan tandatangan sebagai bentuk protes atas bau sedap yang ditimbulkan dari pengolahan minyak industri tersebut. Laporan itu ditandatangani Kepala Desa Katur Laskuri. Sedangkan Kepala Desa Sumengko, Suryono, tidak ikut menandatangani laporan tersebut dengan alasan sedang pergi ke luar kota.
“Totalnya ada sekitar 300 KK yang terdampak akibat pencemaran (bau tak sedap) lingkungan ini,†kata Suhadak tokoh masyarakat Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, ketika memberikan data jumlah KK yang terdampak kepada Agus Supriyanto, Kepala Bagian Hukum Pemkab Bojonegoro yang juga anggota tim Optimalisasi Kandungan Lokal.
Dalam pelaporannya, Suhadak yang juga Ketua Forum Kumunikasi Sapu Lidi itu didampingi sekretarisnya M. Farhan. Suhadak menjelaskan, bahwa bau busuk dari kilang mini itu telah meresahkan warga sekitar kilang mini. Sebab, bau itu mulai muncul sejak kilang mini beroperasi yakni sekitar tahun 2009.
“Kita sudah pernah beberapa kali memberitahukan kepada pihak perusahaan (TWU), tapi tidak ada tanggapan sampai sekarang,†ungkap Hadak.
Dia menuturkan, bau busuk dari kilang mini itu tercium warga sampai radius 100 meter hingga 400 meter. Bau tak sedap itu muncul dalam waktu tertentu. Yakni pagi, siang waktu pengisian dan malam.
“Yang paling menyengat kalau malam, apalagi kondisi mendung dan hujan,†jelasnya.
Akibat bau busuk itu, lanjut dia, warga disekitar kilang mini sering kali mengalami pusing, bahkan sampai muntah-muntah.
“Isteri saya sendiri, Sri Wahyutin, sempat muntah-muntah akibat keluarnya bau busuk dari kilang mini,†tandasnya.
Menanggapi laporan warga, Kepala Bagian Hukum Agus Supriyanto berjanji akan segera membahas laporan tersebut dengan tim optimalisasi kandungan lokal.
“Kita akan membahas dulu diinternal sebelum menerjunkan tim ke lokasi,†janjinya.
Dia menegaskan, segera meminta Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) untuk melakukan pengecekan ke lokasi.
Sebelumnya, Kepala BLH Bojonegoro, Suharto mengaku, belum menerima laporan warga sekitar kilang mini atas pencemaran lingkungan (bau tak sedap). Meski demikian, dia segera melakukan pengecekan bila ada laopran dari warga.
“Ya nanti bisa kita cek amdalnya, ambang batas bau yang dikeluhkan warga. Karena bau itu terdiri dari beberapa gas seperti H2S,†sambungnya.
Untuk diketahui, PT. TWU adalah perusahaan swasta yang membeli minyak dari Lapangan Banyuurip, Blok Cepu yang dioperatori Mobil Cepu Limited (MCL). Setiap harinya, perusahaan asal jakarta itu membeli minyak mentah sebesar 6 ribu barel untuk diolah menjadi bahan bakar industri.