SuaraBanyuurip.com -Â Ririn W
Bojonegoro- Bupati Bojonegoro Suyoto meminta kepada PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS) untuk bersikap tegas kepada rekanan atau mitra yang digandengnya dalam pembangunan pabrik pengolahan gas flare di Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Permintaan orang nomor satu di jajaran birokasi angling dharma itu menyusul lambatnya pekerjaan proyek pabrik gas yang dilakukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) setempat.
“Kalau memang sudah tidak berkompeten ya kenapa dipertahankan. Silahkan konfirmasi sendiri kepada PT BBS,†tegas Suyoto kepada SuaraBanyuurip.com, Jum’at (26/7/2013).
Dirinya mengaku, sudah mendapatkan kabar jika masih ada ikatan kerja sama antara PT BBS dengan mitranya, PT Inter Media Energi (IME) selaku pelaksana proyek pembangunan pabrik gas flare. Akan tetapi, Suyoto menyarankan, jika masih belum ada kejelasan perkembangan proyek gas flare PT BBS harus mengubah skenario selanjutnya.
“Mengenai tekhnisnya silahkan dengan BBS saja. Bisa ditanyakan skenario selanjutnya bagaimana,†saran Kang Yoto, sapaan akrab Bupati Suyoto.
Buapti mengungkapkan, jika selama ini banyak sekali kontraktor maupun pengusaha dari luar Bojonegoro yang ingin bekerjasama dengan iming-iming investasi besar. Namun dari kualifikasi yang dilakukan hanya PT IME yang memenuhi persyaratan dan unggul dari yang lain.
“Tapi tidak tahu ya, kok malah seperti ini jadinya,” kelit Kang Yoto.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Utama PT BBS, Deddy Affidick, mengaku sudah bersikap tegas kepada PT IME dengan melayangkan somasi yang pertama pada minggu lalu. Hasilnya, PT IME masih menyanggupi dalam melanjutkan proyek pengolahan gas flare dan menjalankan apa yang menjadi kewajibannya selama ini.
“Kami tidak bisa memutuskan kontrak secara sepihak selama mereka memberikan respon positif,†sambung Deddy Afidick.(rien)