SuaraBanyuurip.com – Athok Moch Nur Rozaqy
Bojonegoro – Rencana penutupan dan penghentian aktivitas produksi minyak olahan kilang mini PT.Tri Wahana Universal (TWU) di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten  Bojonegoro, Jawa Timur, maju lebih awal. Sedianya penghentian operasi akan dilakukan tanggal 20 Januari besuk, namun  TWU sudah mengehntikannya, Senin (18/1/2016) kemarin.
“Ternyata sudah dihentikan terhitung tanggal 18 Januari kemarin,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Pemkab Bojonegoro, Adie Witjaksono, Rabu (19/1/2016).
Menurut dia, penghentian dilakukan pada pukul 02.00 dini hari kemarin. Sebelumnya, management PT.TWU memang mengumumkan akan menghentikan produksinya per tanggal 20 Januari.
“Memang kalau sesuai yang disampaikan Pak Rudi Tavinos selaku pimpinan TWU tanggal 20, tapi ternyata lebih maju,” ucapnya.‎
Adie mengungkapkan dengan ditutupnya aktivitas produksi di PT.TWU secara otomatis akan menimbulkan persoalan baru dalam hal ketenagakerjaan. Berdasarkan laporan yang diterimanya, saat ini terdapat 120 armada truck pengangkut minyak dan 650 tenaga kerja yang terlibat di dalam PT.TWU.
“Otomatis tenaga kerja yang ada terancam. Ini akan jadi persoalan baru setelah pengurangan tenaga kerja di proyek EPC Banyuurip,” imbuhnya.
Meski demikian, lanjut dia, penghentian tersebut bersifat sementara. Saat ini sedang tahap pembicaraan agar persoalan di PT.TWU segera ada solusi.
“Hanya sementara, sekarang sedang diperjuangkan,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, penghentian operasi ini adanya kebijakan baru dari SKK Migas yang mengharuskan TWU membeli minyak mentah Banyuurip dari floating storage offloading (FSO) Gagak Rimang di lepas laut Palang Tuban. Kebijakan ini dinilai tak logis karena harga minyak lebih mahal dari pembelian di mulut sumur seperti yang dilakukan TWU selama ini. (roz)