SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Investasi untuk penambahan pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, telah diputuskan sebesar USD150 juta atau setara Rp2.128.815.000.000. Biaya tersebut untuk pengeboran 7 sampai 10 sumur baru dalam rentang waktu empat tahun.
“Sudah diputuskan tanggal 22 atau 23 an Oktober 2021 kemarin. Kalau nggak salah sudah mendapat persetujuan Kementerian ESDM,” ujar anggota Badan Kerja Sama (BKS) Blok Cepu, Hadi Ismoyo yang menjabat Presiden Direktur PT. Petrogas Jatim Utama (PJU), BUMD Provinsi Jatim kepada suarabanyuurip.com, Senin (15/11/2021).
Hadi menjelaskan dari total biaya USD 150 juta itu, investasi yang harus dibayarkan BKS Blok Cepu sebesar USD15 juta atau Rp 216.635.250.000. Jumlah tersebut sesuai porsi BKS dalam pengelolaan PI 10% yang dibagi empat BUMD.
“Tergantung kemajuan setiap pemboran, hasilnya bagaimana,” ucap mantan Ketua BKS Blok Cepu ini.
Dari hasil kajian yang dilakukan, Hadi melanjutkan pemboran sumur baru itu bisa menambah produksi minyak Lapangan Banyu Urip sekitar 15.000 sampai 20.000 ribu barel per hari (Bph) pada tiga tahun mendatang.
“Tambahan produksi itu di tahun 2024 loh ya. Bukan sekarang. Karena proses ngebor dan membangun fasilitas itu butuh waktu,” jelas Hadi.
Tambahan investasi USD15 juta untuk pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip itu ditanggung oleh empat BUMD yang terlibat dalam PI Blok Cepu. Pembagiannya sesuai persentase yang diperoleh masing-masing BUMD.
Rinciannya, BUMD Bojonegoro PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) 4,48%; BUMD Provinsi Jatim PT Petrogas Jatim Utama (PJUC) 2,24%, BUMD Blora PT Blora Patragas Hulu (BPH) 2,18%, dan BUMD Provinsi Jateng PT Sarana Patra Hulu Cepu, 1%.
“Kalau PJU sekitar US 4 juta,” tegas pria ramah ini.
Hadi berharap dengan penambahan investasi untuk pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip ini akan menambah pendapatan BUMD anggota BKS Blok Cepu.
Dikonfirmasi terpisah, Presiden Direktur PT Asri Dharmas Sejahtera (ADS), Lalu M Syahril Majidi mengaku belum mengetahui secara pasti berapa investasi yang akan dibayarkan untuk penambahan pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip. Alasannya, keputusan penambahan investasi masih menunggu rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan digelar pada Desember 2021 mendatang.
“Angka pastinya sedang kita kaji dan analisis,” tegasnya.
Humas dan Juru Bicara EMCL, Rexy Mawardijaya ketika dikonfirmasi suarabanyuurip.com belum meberikan penjelasan terkait penambahan pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi mengaku belum memperoleh informasi terkait penambahan pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.
“Maaf, saya belum mendapat informasi tersebut dari Jakarta,” katanya dikonfrontir terpisah.
Menurutnya, setiap penambahan pengeboran sumur baru yang akan dilakukan masuk dalam work program and buget (WP&P) yang akan dievaluasi dan disetujui oleh SKK Migas.
“Iya, harus masuk dlm WP&B,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam keterangan resminya menyampaikan jika penurunan produksi Blok Cepu dari 228 ribu bph menjadi 215 ribu bph lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Arifin meminta, agar kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), untuk segera mencarikan solusinya sehingga penurunan produksi ini dapat diundurkan kembali.
“Apalagi potensi minyak di wilayah kerja tersebut masih ada sehingga usaha keras layak untuk dilaksanakan. Karena itu saya menghimbau KKKS Mobil Cepu Ltd. yang dikenal memiliki teknologi dan sumber daya handal segera mencari solusinya,†kata Arifin.(suko)
1 Komentar