Sejarah ExxonMobil di Indonesia dan Perkembangan Terbaru Migas Blok Cepu

Lapangan Banyu Urip Blok Cepu sekarang ini menjadi penyumbang lifting terbesar nasional.(dok.ExxonMobil)

Suarabanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – ExxonMobil memiliki sejarah panjang di Indonesia. Perusahaan raksasa Migas dunia yang berpusat di Irving, Texas, Amerika Serikat, ini telah lebih dari 123 tahun beroperasi di Indonesia.

ExxonMobil mulai hadir di Indonesia sejak tahun 1898 dan memulai kegiatan eksplorasi sejak tahun 1912. Perkembangan ExxonMobil di Indonesia dapat dikatakan sangat baik.

Pada tahun 1992, ExxonMobil telah berhasil mencapai produksi sebesar 500 juta barel dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Di Indonesia sendiri, ExxonMobil telah berkembang dengan beberapa anak perusahaan yakni PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (PT EMLI) yang didukung pula dengan fasilitas produksi di beberapa tempat di Indonesia.

Perusahaan multinasional, ExxonMobil telah muncul dengan tiga merek utama yang telah dipasarkan secara global. Pertama, Exxon yang telah dipercaya oleh konsumen Amerika Serikat dengan layanan pelumas dan bahan bakar untuk kebutuhan pribadi dan bisnis. Kedua, Esso yang tersebar bagi seluruh konsumen di dunia. Ketiga Mobil yang diakui sebagai pelumas dan bahan bakar dengan inovasi canggih bagi konsumen seluruh dunia.

Sejarah ExxonMobil di Blok Cepu

Selain itu, ExxonMobil juga membentuk anak perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi migas, yakni Mobil Cepu Limited (MCL) pada 2005 untuk mengelola Blok Cepu, dan kemudian berubah nama menjadi ExxxonMobil Cepu Limited (EMCL) pada pertengahan Oktober 2014.

Kontrak kerja sama (KKKS) Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005, mencakup wilayah kontrak Cepu di Jawa Tengah dan Jawa Timur. ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Ampolex Cepu Pte Ltd., PT Pertamina EP Cepu dan empat Badan Usaha Milik Daerah: PT Sarana Patra Hulu Cepu (Jawa Tengah), PT Asri Dharma Sejahtera (Bojonegoro), PT Blora Patragas Hulu (Blora) dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana (Jawa Timur) yang tergabung menjadi kontraktor di bawah KKS Cepu.

ExxonMobil memegang 45 persen dari total saham partisipasi Blok Cepu. Sementara 45 persen lainnya dipegang oleh Pertamina, dan 10 persen oleh BUMD yang tergabung dalam badan kerja sama (BKS) Blok Cepu.

KKS Cepu ini akan berlanjut hingga 2035. Sebuah Perjanjian Operasi Bersama JOA telah ditandatangani oleh pihak-pihak kontraktor, dimana ExxonMobil berperan sebagai operator dari KKS Cepu mewakili para Kontraktor.

Pengembangan dan produksi Proyek Cepu diharapkan memberi dampak positif bagi industri lain dan masyarakat lokal di Pulau Jawa melalui peningkatan hasil ekonomi, lapangan kerja dan proyek-proyek pengembangan masyarakat.

Produksi Awal Banyu Urip

Proyek Banyu Urip merupakan pengembangan awal di bawah Wilayah Kontrak Cepu dengan perkiraan cadangan minyak sebesar 450 juta barel yang diumumkan pada April 2001. Pada produksi puncaknya, Banyu Urip memproduksi sebanyak 165.000 barel minyal per hari. Produksi awal lapangan Banyu Urip dimulai pada Desember 2008 melalui Fasilitas Produksi Awal (Early Production Facility/EPF) yang mulai berproduksi dengan kapasitas 20.000 barel minyak per hari pada Agustus 2009.

Pengembangan penuh lapangan Banyu Urip terdiri dari Fasilitas Pengolahan Pusat (Central Processing Facility/CPF), jalur pipa darat dan lepas-pantai serta fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO).

Pekerja ExxonMobil sedang melakukan aktivitas.
© 2022 suarabanyuurip.com/Dok.EMCL

 

CPF Banyu Urip berada di wilayah Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang terletak 10 km sebelah tenggara Cepu dan 20 km barat daya Bojonegoro di tengah ladang minyak, akan memproses dan mengolah minyak mentah yang diproduksi.

Jalur pipa darat Blok Cepu untuk menyalurkan minyak mentah Banyu Urip berdiameter 20 inchi dengan panjang 72 kilo meter dan 20 Kilometer ditanam di dasar laut menju FSO. Pipa ini melewati puluhan desa di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.

Pada bulan April 2011, EMCL menemukan tambahan cadangan minyak di lapangan Kedung Keris, yang merupakan penemuan minyak kedua di Blok Cepu. Pengembangan sumur Kedung Keris sedang dilakukan untuk memproduksi minyak tersebut melalui CPF Banyu Urip menuju FSO. EMCL juga telah menemukan empat cadangan gas di Blok Cepu sejak dimulainya kegiatan eksplorasi pada tahun 1999.

Cadangan Blok Cepu Meningkat Dua Kali Lipat

Cadangan minyak Blok Cepu terus meningkat, bahkan hampir dua kali lipat sejak pertama diumumkan. Produksi Blok Cepu sekarang ini terbesar di Indonesia, menyalip Blok Rokan.

Pertama kali, ExxonMobil menemukan cadangan minyak Lapangan Banyu Urip sebesar 450 juta barel. Kemudian, pada awal bulan Desember 2018, cadangan Blok Cepu diumumkan meningkat setelah EMCL melakukan pembaruan data seismik reprocessing guna meningkatkan gambaran di bawah permukaan tanah. Cadangan Lapangan Banyu Urip mengalami penambahan dari 729 juta barel menjadi 823 juta barel.

Lapangan Kedung Keris berkontribusi menambah lifting Blok Cepu
© 2022 suarabanyuurip.com/Dok.sbu

 

Sebelumnya, pada tahun 2011, ExxonMobil menemukan cadangan baru di lapangan Kedung Keris (KDK) di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu. Lapangan itu akan beroperasi penuh pada Kuartal III tahun 2019 dengan proyeksi penambahan produksi sebesar 10 ribu bph.

Perkembangan Terbaru Blok Cepu

ExxonMobil bersama para pemegang saham akan menambah investasi untuk mengembangkan Lapangan Banyu Urip guna mendongkrak produksi minyak yang terus merosot sejak 2021 lalu.

Berdasarkan data SKK Migas, lifting Blok Cepu pada 2020 sebesar 217.617 barel per hari (bph). Kemudian turun menjadi 203.525 bph pada 2021 atau di bawah target sebesar 219.000 bph.

Menteri ESDM Arifin Tasrif saat melihat fasilitas pemrosesan minyak mentah Banyu Urip, Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil.
© 2022 suarabanyuurip.com/Dok. Kementerian ESDM.

 

Untuk tahun 2022 ini, lifting Blok Cepu yang dipasang EMCL sebesar 170.711 bph, atau di bawah target APBN sebesar 182.000 bph. Berdasarkan perhitungan angka teknis sesuai work program and buget (WP&B) tahun 2022, lifting yang dipasang EMCL sebesar 170.711 barel per hari (Bph), atau di bawah target yang dipasang di APBN tahun ini sebesar 182.000 bph.

Untuk kembali mendongkrak produksi dengan adanya peningkatan cadangan minyak di Blok Cepu, akan dilakukan pengeboran tujuh sumur baru yang akan dimulai pada tahun 2023. Total investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai USD 150 atau setara Rp2,128 triliun.

Investasi telah mulai dibayarkan oleh BUMD yang tergabung BKS Blok Cepu sesuai porsi kepemilikan saham mulai tahun 2022 hingga 2025 mendatang. Berdasarkan perhitungan teknis pengeboran tujuh sumur pengembangan ini akan menambah produksi minyak 42 juta barel.

Berikut Sejarah ExxonMobil di Indonesia :

– Pencapaian penting ExxonMobil Indonesia 1898 – 2016

– 1898 Kantor pemasaran dibuka di Indonesia

– 1912 Dimulainya kegiatan eksplorasi

– 1968 Menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) di Provinsi Aceh

– 1971 Penemuan Lapangan Arun di Provinsi Aceh

– 1973 Penandatanganan kontrak Liquefied Natural Gas (LNG) pertama dengan Jepang

– 1980 Penandatanganan KKS untuk lapangan Natuna D-Alpha

– 1983 Penandatanganan kontrak LNG dengan Korea Selatan

– 1993 Mobil mendirikan kantor penjualan di Indonesia

– 1996 Esso mendirikan kantor penjualan di Indonesia

– 1997 Pengiriman kargo ke-3.000 dari Lapangan Arun

– 1998 Perayaan 100 tahun di Indonesia

– 1999 Exxon dan Mobil bergabung menjadi Exxon Mobil Corporation

– 2000 Operator Technical Assistance Contract (TAC) di Blok Cepu, Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah

– 2001 Penemuan cadangan minyak sebesar 450 juta barel di lapangan minyak Banyu Urip, Blok Cepu

– 2003 Pendirian PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (PT EMLI)

– 2005 Penandatanganan KKS untuk Blok Cepu – ExxonMobil Indonesia ditetapkan sebagai operator

– 2006 Pengiriman kargo ke-4.000 dari Lapangan Gas Arun

– 2008 Produksi awal lapangan Banyu Urip dimulai melalui Fasilitas Produksi Awal (Early Processing Facility/EPF) yang mulai berproduksi dengan kapasitas 20.000 barel minyak per hari pada 2009.

– 2011 Lima kontrak Reka cipta, Pengadaan dan Konstruksi (Engineering, Procurement and Construction/EPC) diberikan kepada lima konsorsium – dimulainya pengerjaan pengembangan penuh Proyek Banyu Urip

2015

Oktober – ExxonMobil mengalihkan hak penyertaan KKS Blok NSO dan Blok B Aceh kepada Pertamina

Desember – Dimulainya produksi minyak di Fasilitas Pengolahan Pusat (Central Production Facility/CPF)

2016

Produksi POD sebesar 165.000 barel minyak per hari dari Lapangan Banyu Urip

2022

124 tahun ExxonMobil di Indonesia

(sumber : website ExxonMobil dan diolah dari berbagai sumber)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *