Suarabanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Mojodelik adalah salah satu desa di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Desa yang dulunya tertinggal dan terbekalang, kini menjadi maju dan terkaya di Bojonegoro.
Desa Mojodelik sebelumnya masuk wilayah Kecamatan Ngasem, sebelum akhirnya menjadi bagian Kecamatan Gayam pada medio 2011 – 2012, bersama lima desa lainnya. Yakni Desa Gayam, Bonorejo, Brabowan, Ringintunggal, dan Begadon.
Sama seperti desa lainnya, mayoritas mata pencaharian warga Mojodelik adalah petani. Luas wilayahnya mencapai 890,5 hektar (Ha), dengan jumlah penduduk sebanyak 4.387 Jiwa jiwa. Terdiri dari 1.426 KK, 21 RT dan 05 RW.
Ribuan jiwa penduduk Desa Mojodelik tersebar di 8 dusun yakni Dusun Samben, Ledok, Rambitan, Dawung, Keket, Mojo, dan Gledegan, dan Dusun Sogo.
Siapa sangka, Desa Mojodelik yang dulunya tertinggal dan terbelakang karena minimnya akses infrastruktur, kini menjelma menjadi sebuah desa yang dikenal dunia.
Di wilayah Desa Mojodelik kini telah berdiri fasilitas pemrosesan minyak mentah Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Produksi minyak dari lapangan tersebut sekarang ini teebesar di Indonesia, yakni (sempat) mencapai 230 ribu barel per hari (bph).
Desa Mojodelik telah berkontribusi besar terhadap pendapatan Kabupaten Bojonegoro dan Negara Indonesia, karena keberadaan sumber migas Blok Cepu. Warga Mojodelik juga telah berkorban banyak terhadap proyek negara tersebut.
Dari luas wilayah Desa Mojodelik 890,5 itu, seluas 366,6 Ha telah dibebaskan untuk pengembangan Lapangan Banyu Urip pada medio 2011 – 2012 silam. Sedangkan lahan pertanian yang masih digarap warga seluas 364,6 Ha, dan sisanha 37 ha lahan Perhutani.
Keberadaan lapangan minyak Banyu Urip, Blok Cepu, diakui telah mengubah wajah Desa Mojodelik. Banyak pembangunan infrastruktur melalui program pengembangan masyarakat (PPM) yang telah digulirkan EMCL.
Selain itu Desa Mojodelik juga menjadi desa terkaya di Bojonegoro, karena sebagai desa penghasil migas Blok Cepu. ADDnya tertitinggi di Bojonegoro yakni mencapai mencapai Rp 2 miliar lebih.
Wisata Puthuk Kreweng
Selain infrastruktur yang memadai, Kemajuan Desa Mojodelik juga ditandai berdirinya objek wisata Puthuk Kreweng.
Puthuk Kreweng terletak di Jalan Raya Gayam. Wisata tersebut mulai dilaksanakan pembangunan pada 26 Juni 2020. Lahan wisata puthuk kreweng berada di lahan milik perhutani seluas hampir 7 ha.
Wisata Puthuk Kreweng dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun empat. Untuk menjangkau wisata ini, pengunjung bisa mengambil jurusan Bojonegoro – Padangan. Sesampainya di perempatan Clangap, Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, mengambil arah ke selatan. Jaraknya sekitar 6 kilo meter ke arah selatan.
Di objek wisata ini sudah ada berbagai wahana seperti Kolam Renang, Flying Fox, ATV, Kereta Anak dan Area Sirkuit Trail dan Offroad. Selain itu juga ada sarana umum seperti Mushola, Toilet, Gazebo, Pendopo Pertemuan, Panggung ekspresi, Tempat Parkir, Spot Foto dan Wastafel.
Tarif masuk di wisata puthuk kreweng hanya dikenakan biaya Rp 5.000 saja. Akses menuju lokasinya pun sudah sangat baik. Jalannya sudah beraspal dan rigid beton (cor beton).
Sejarah Desa Mojodelik
Meski sekarang ini Desa Mojodelik telah menjadi desa terkaya di Bojonegoro dan pusat perhatian dunia karena keberdaan migas Blok Cepu, namun cukup sulit untuk menemukan catatan sejarah tentang desa ini. Hanya cerita tutur dari sesepuh desa yang disampaikan secara turun temurun. Tidak ada prasasti yang bisa membuktikan cikal bakal berdirinya Desa Mojodelik.
Sehingga secara historis kapan dahulu desa Mojodelik berdiri tidak ada satupun warga yang ingat. Karena Desa Mojodelik sudah ada sebelum Negara Republik Indonesia ini Merdeka.
Sedangkan nama Mojodelik, konon menurut cerita warga, berasal dari nama sebuah pohon yaitu “Mojo” atau bahasa Indonesia : Maja. Atau bahasa ilmiahnya : Aegle Marmelos.
Pohon Mojo tersebut letaknya tersembunyi yang dalam di tengah hutan belantara. Tersembunyi (sembunyi) dalam bahasa jawa artinya “delik”. Kemudian dari dua kata yakni Mojo dan Delik tersebut digabungkan menjadi Mojo-Delik, dan kemudian masyarakat menyebut wilayah di sini dengan sebutan Desa Mojodelik.
Menurut cerita warga, berdirinya Desa Mojodelik tidak lepas dari sosok Srodingso. Dia dikenal sebagai orang “babat alas” yang mendirikan perkampungan. Srodingso kemudian diangkat warga menjadi pemimpin Desa Mojodelik dan menjabat seumur hidupnya.
Adapun setelah itu mulai tertata di pemerintahan pusat sampai ke daerah maka pada waktu itu mulai di adakan pengakatan Kepala Desa atau sebutan lain pada waktu itu untuk memimpin Desa Mojodelik.
Berdasarkan dari sejarah yang tidak tertulis yaitu dari cerita sesepuh desa adalah sebagai berikut :
1. SOEREJO menjabat pada tahun 1950-an menjabat tidak sampai satu tahun menurut cerita karena gangguan jiwa (linglung).
Pemilihan menggungakan sistem “SESEK” yang berarti Setiap calon berdiri di depan kemudian pendukung berbaris dan di hitung siapa yang pendukungnya paling banyak.
2. SAKIRUN menjabat pada tahun 1950-an menjabat selama satu tahun lebih tidak sampai seumur hidup, karena keluar dari desa mojodelik dan harus membentuk pemimpi baru.
3. SOEKARDJO menjabat dari tahun 1960-an sampai tahun 1979 (seumur hidup)
Pemilihan mengunakan sistem “SODO” yang berarti Setiap pemilih memasukan SODO (lidi) yang kemudian dimasukan kedalam BUMBUNG (potongan bambu).
4. SULKAN menjabat dari tahun 1979 sampai tahun 1991 (belum ada aturan periode
Pemilihan menggunakan sistem “SODO”.
5. SUKARAN menjabat dari tahun 1991 sampai tahun 2008 (2 Periode)
Yang satu tahun terakhir sebagi PLT (Pelaksana Tugas).
6. Pemilihan menggunakan sistem “SIMBOL” yaitu gambar calon menggunakan simbol seperti “Padi” simbol calon A, “Kapas” simbol calon B
7. SANDOYO menjabat dari 2008 sampai dengan 2014 (1 Periode).
Pemilihan sudah menggunakan Pemilu.
8. YUNTIK RAHAYU menjabat dari 2014 sampai dengan sekarang (2 Periode).
Pemilihan sudah menggunakan Pemilu sampai saat ini.
Semua Pemimpin Desa Miliki Huruf “S”
Berdasarkan daftar nama pemimpin Desa Mojodelik, semua pemimpin desa ini memiliki huruf S atau O. Mulai dari orang yanh babat alas sampai Yuntik Rahayu yang memimpin desa sekarang ini.
Huruf “S” sendiri sebenarnya terkait erat dengan Pemimpin Kabupaten Bojonegoro. Semua pemimpin (Bupati Bojonegoro) namanya selalu ada huruf “S”. Ada dua Bupati Bojonegoro yang namannya tidak mengandung huruf “S”. Yakni Bupati Anna Mu’awanah yang menjabat sekarang ini, dan Bupati Atlan. Namun Bupati Atlan meninggal dunia sebelum masa jabatannya habis.
Sedangkan untuk Yuntik Rahayu yang menjabat kepala Desa Mojodelik sekarang ini, sebenarnya nama spiritualnya adalah Sri Yuntik Rahayu. Sehingga sampai saat ini Pemimpin Desa Mojodelik selalu dipimpin oleh orang yang memiliki nama berawalan aksara “S” atau ada huruf “O”.
(sumber : webdes mojodelik dan diolah dari berbagai sumber)