AKD Gayam : Pabrik Methanol Akan Ciptakan Lapangan Kerja dan Usaha

Ketua AKD Kecamatan Gayam, Sukono.

Suarabanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan Gayam mengaku siap mendukung dan mensukseskan rencana pemerintah pusat membangun pabrik methanol berkapasitas 800 ribu ton di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Pabrik ini dinilai akan memberikan efek berantai (mutilplier effect) bagi masyarakat.

Ketua AKD Kecamatan Gayam, Sukono mengaku, sudah mendengar rencana pendirian pabrik methanol di wilayah Kecamatan Gayam. Bahkan, ia menyebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa merespon cepat peluang investasi besar itu dengan menemui Menteri Sekretrasi Negara Pratikno dan Presiden RI Joko Widodo membahas pendirian pabrik tersebut.

“Bu Khofifah sangat mendukung dan berharap pembangunan pabrik bisa dimulai tahun ini. Pak Jokowi langsung menetapkannya sebagai proyek strategis nasional atau PSN,” kata dia kepada suarabanyuurip.com di sela-sela menghadiri rapat anggota tahunan (RAT) Koperasi Produsen Agrobisnis (KPA) Makmur Sejahtera Bersama Desa Katur, Kecamatan Gayam, Kamis (16/3/2023).

Menurut Kepala Desa Katur ini, adanya pabrik methanol ini dipastikan akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Di antaranya menciptakan lapangan pekerjaan dan usaha baru.

“Ini akan mempercepat mengurangi pengangguran dan meningkatkan ekonomi masyarakat,” tegasnya.

Sukono menegaskan, dirinya bersama 11 kepala desa di wilayah Kecamatan Gayam siap mendukung dan mensukseskan pembangunan pabrik methanol.

“Apalagi selama ini belum ada pabrik besar berdiri di sini. Ini yang dibutuhkan masyarakat. Penciptaan lapangan pekerjaan dan peluang usaha,” tandasnya.

Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah sebelumnya mengaku, belum mengetahui manfaat apa akan diterima masyarakat dengan keberadaan pendirian pabrik methanol.

“Iki lho aku gung ngerti. Surate lho urung ono. (Ini lho saya belum tahu. Suratnya lho belum ada,” kata Anna usai membacakan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2022 dalam sidang paripurna DPRD Bojonegoro beberapa waktu lalu.

Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya menyampaikan, pemerintah pusat akan mengoptimalkan hilirisasi gas untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dengan membangun pabrik methanol berkapasitas kurang lebih 800.000 ton di Kabupaten Bojonegoro.

Menurut Arifin, hilirisasi gas ini diperlukan karena produksi gas di Jawa Timur kedepan cukup besar seiring meningkatnya kapasitas lapangan Jambaran – Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro, dan Lapangan Gas MDA & MBH di Madura. Total produksi dari dua lapangan ini mencapai 312 MMSCFD

Arifin menyebut kapasitas produksi lapangan Gas JTB yang dioperatori Pertamina EP Cepu sebesar 192 juta standar kaki kubik per hari (milion standar cubik feet per day/MMSCFD). Sementara kapasitas lapangan Gas MDA & MBH yang dikelola HCML Husky-CNOOC Madura Limited sebanyak 120 MMSCFD.

“Sebagian dari gas ini akan diproses untuk membangun pabrik methanol berkapasitas kurang lebih 800.000 ton yang akan berlokasi di Bojonegoro yang produknya berupa methanol ini akan dipakai untuk mendukung kebutuhan industri biofuel di Indonesia,” jelasnya saat mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran Tiung Biru (JBT) serta Lapangan Gas MDA & MBH, di Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Rabu (8/2/2023).

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia sebelumnya menjelaskan, pembangunan pabrik methanol ini akan mengurangi impor.

“80% methanol Indonesia berasal dari impor. Kalau itu pabriknya dibangun di sini tentu kita bisa penuhi kebutuhan dalam negeri, dan akan memberikan multiplier effect dan menumbuhkan perekonomian,” tuturnya

Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bojonegoro, Faisol Ahmadi sebelumnya membenarkan jika di Kabupaten Bojonegoro akan dibangun pabrik methanol.
Sekarang ini masih tahap kajian atau Feasibility Study (FS) yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

“Masih dikaji berbagai potensinya secara ilmiah oleh BKPM. Mulai potensi kepastian pasokan bahan baku, lahan, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Faisol mengungkapkan, berdasarkan informasi yang dia terima pada saat rapat bersama dengan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), pembangunan pabrik methanol di Bojonegoro berada di koordinat lahan yang diperuntukkan kawasan industri.

“Diperkirakan berada di sekitar timur pertigaan Kecamatan Gayam,” tegasnya.

Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Irawan Darwanto Djati melalui Kepala Sub Seksi Hukum dan Kepatuhan, Sunyoto mengatakan, lokasi pembangun pabrik methanol di lahan Perhutani belum pasti.

Sebab, lanjut dia, saat rapat pembahasan bersama lintas sektoral ada dua alternatif lokasi rencana pembangunan pabrik methanol di Bojonegoro. Yakni di kawasan hutan dan di luar lahan Perhutani.

“Namun pada prinsipnya Perhutani siap mendukung proyek strategis nasional ini,” tandasnya.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *