Jawa Timur Jadi Lumbung Energi Nasional, Ini Jumlah Produksi dan Cadangan Migasnya

Menteri ESDM Arifin Tastif di dampingi pejabat ExxonMobil saat melihat fasilitas pemrosesan minyak Banyu Urip, Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro.

Suarabanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – Provinsi Jawa Timur menjadi tulang punggung energi nasional. Pada tahun 2022, rata-rata produksi minyak bumi dan kondesat dari wilayah ini sebesar 225.000 Barrel Oil Per Day (BOPD) dan gas bumi sebesar 504 Million Metric Standard Cubic Feed Day (MMSCFD) 1/3 dari produksi Nasional yaitu 650.000 Barrel Oil Per Day.

“Kegiatan hulu migas di Jatim mampu memberikan kontribusi PAD melalui dana bagi hasil migas sebesar ± 2 Triliun Rupiah pada Tahun 2021,” kata Assisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Jatim, Gunawan saat penandatanganan kesepakatan bersama terkait pengelolaan Participating Interest (PI) 10 % Migas Wilayah Kerja (WK) Tuban dan WK Brantas di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, beberapa waktu lalu.

Gunawan mengungkapkan, bahwa Jawa Timur sebagai lumbung energi nasional memiliki potensi cadangan minyak bumi sebesar 719 Million Stock Tank Barrels (MMSTB) dan gas bumi sebesar 3282,7 Billion Standard Cubic Feet (BSCF). Perusahaan Migas atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang beroperasi sebanyak 26 pada WK Migas.

“Untuk statusnya hanya 9 eksplorasi dan 17 eksploitasi,” tegasnya.

Lifting minyak terbesar di wilayah Jawa Timur berasal dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, di Kabupaten Bojonegoro. Produksi dari lapangan yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), itu sekarang ini berada di kisaran 170 ribu barel per hari (bph).

Sumur minyak Banyu Urip sempat berproduksi 230 ribu bph pada medio 2019 – 2020. Dan, saat ini mengalami penurunan secara alamiah. Produksi akan kembali ditingkatkan dengan penambahan pengeboran lima sampai tujuh sumur baru.

Kepala SKK Migas Perwakilan Jabanusa, Nurwahidi menyampaikan pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip, diperkirakan akan dimulai tahun 2024 mendatang. Sekarang ini masih tahap persiapan. Mulai dari menyiapkan rig pengeboran, hingga lahan untuk tapak sumur.

“Semua masih dipersiapkan,” tegas Nurwahidi di sela-sela menghadiri peresmian Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran Tiung Biru (JBT) serta Lapangan Gas MDA & MBH, di Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), beberapa waktu lalu.

Pengeboran sumur baru di Lapangan Banyu Urip akan segera dilaksanakan untuk kembali mendongkrak produksi Blok Cepu yang saat ini mengalami penurunan secara alamiah.
© 2022 suarabanyuurip.com/Dok.ExxonMobil.

 

Rencananya ada lima sumur infill dan pengeboran sumur eksplorasi untuk lapisan klastik yang akan dilakukan di Blok Cepu untuk menahan laju produksi. Investasi yang dibutuhkan untuk pengeboran sumur baru tersebut mencapai USD150 juta atau setara Rp2.128.815.000.000.

Dari total biaya itu, sebesar USD15 juta atau setara Rp 216.635.250.000 akan ditanggung oleh empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pengelola penyertaan saham (Participating Interest/PI) 10% yang tergabung dalam Badan Kerja Sama (BKS) Blok Cepu.

Keempat BUMD tersebut adalah BUMD Bojonegoro PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) 4,48%; BUMD Provinsi Jatim PT Petrogas Jatim Utama (PJUC) 2,24%, BUMD Blora PT Blora Patragas Hulu (BPH) 2,18%, dan BUMD Provinsi Jateng PT Sarana Patra Hulu Cepu, 1%.

“Tambahan investasi USD 150 juta itu sudah diputuskan kisaran tanggal 22 atau 23 an Oktober 2021 lalu,” kata Ketua BKS Blok Cepu yang juga Direktur Utama PT. Petrogas Jatim Utama (PJU), Hadi Ismoyo kepada suarabanyuurip.com dalam satu kesempatan.

Investasi tambahan untuk pengeboran sumur baru ini mulai dibayarkan empat BUMD tahun 2023, dan hasilnya baru akan dinikmati 2025 mendatang. Pengeboran sumur baru ini diperkirakan bisa menghasilkan tambahan produksi 42 juta barel dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.

Selain minyak, Jawa Timur, pada tahun 2023 ini diprediksi akan mengalami kelebihan pasokan gas. Ada dua lapangan gas raksasa yang ditergetkan dapat berproduksi penuh pada tahun ini.

Kedua lapangan gas itu adalah Lapangan Gas Jambaran – Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro, yang dioperatori Pertamina EP Cepu, dan Lapangan Gas MDA & MBH yang dikelola HCML Husky-CNOOC Madura Limited.

Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ditargetkan bisa produksi penuh pada akhir Maret 2023 ini.
© 2023 suarabanyuurip.com/Dok SBU

Total produksi gas yang dihasilkan dari dua lapangan tersebut mencapai 312 juta standar kaki kubik per hari (milion standart cubic feet per day/MMSCFD). Rinciannya, produksi penuh lapangan Gas JTB bisa mencapai 192 MMSCFD, dan telah on stream pada 20 September 2022. Sementara produksi Lapangan MDA & MBH bisa mencapai 120 MMSCFD.

“Produksi gas dari dua lapangan ini untuk memenuhi kebutuhan industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Juga pabrik methanol yang akan dibangun di Bojonegoro,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat mendampingi Wapres Ma’ruf Amin meresmikan proyek lapangan gas JTB dan Lapangan Gas MDA & MBH di Surabaya beberapa waktu lalu.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *