Penyakit LSD Serang Ternak Sapi di Bojonegoro, Lebih Bahaya dari PMK

Petugas kesehatan sedang menangani penyakit LSD yang menyerang ternak sapi di Bojonegoro.

Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau benjol-benjol pada sapi sudah merebak di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Penyakit LSD ini ternyata lebih bahaya dari penyakit mulut dan kuku (PMK) karena penularannya melalui gigitan nyamuk dan lalat.

Kabid Kesehatan Hewan dan Pemasaran Hasil Peternakan, (Disnakan) Bojonegoro Lutfi Nurrahman mengatakan, penyakit benjol-benjol pada sapi ini termasuk jenis virus baru dan berbahaya.

“Karena jika tidak ditangani bisa menyebabkan kematian pada hewan ternak,” katanya, Jumat (31/3/2023).

Apalagi jika sudah terinfeksi, namun tidak segera ditangani penyembuhan akan membutuhkan waktu yang lama. Sebab, LSD ini menyerang kulit sapi bahkan sampai menembus daging.

“Kalau ditangani, empat hari langsung sembuh. Sebaliknya jika tidak sampai dua bulan lebih baru bisa sembuh dan tumbuh bulu pada sapi tersebut,” katanya.

Dia mengatakan, penyakit LSD ini sudah merebak di Kecamatan Tambakrejo, dan masih merekap data berapa sapi yang terinfeksi virus tersebut. Penyakit ini sangat berbahaya karena penularannya melalui gigitan nyamuk dan lalat.

“Antisipasinya jika sapi terinfeksi segera melapor. Dan di kadang harus ada bediang untuk mengantisipasi,” katanya.

Ketua Kelompok Ternak Ustan Mandiri di Kecamatan Tambakrejo, Muhammad Ali mengatakan, penyakit benjol-benjol pada sapi sudah terjadi sejak awal tahun ini. Ada sebanyak lima sapi yang mati di Kecamatan Tambakrejo akibat penyakit LSD tersebut.

“Penyakit LSD ini lebih parah dari penyakit mulut dan kuku (PMK) karena tumbuh bisul atau benjolan pada tubuh sapi,” katanya.

Dia mengatakan, penularan LSD bisa langsung dan tidak langsung, misalnya melalui lepuhan bisul yang pecah dan cairannya mengenai langsung hewan ternak lainnya. Sementara, penularan secara tidak langsung bisa melalui gigitan lalat dan nyamuk.

“Lebih berbahaya lagi jika hewan yang sudah terkena PMK juga terinfeksi LSD. Itu lebih mematikan,” katanya kepada suarabanyuurip.com

Ali sapaan akrabnya menjelaskan, jika hewan ternak terinfeksi LSD harus segera dikarantina agar tidak menyebar ke hewan lain. Sebab di sumber bibit sendiri sudah ada 133 sapi yang terinfeksi virus tersebut.

“Sangat berbahaya jika tidak dicegah dan diobati. Apalagi yang terkena anakan sapi tentu sangat mematikan,” katanya.

Dia menambahkan, untuk di ternak ustan mandiri juga sudah diobati salah satunya menggunakan supertetra. Dan saat ini juga masih banyak sapi yang terinfeksi, meski sudah melandai.

“Tapi harapannya dari dinas terkait bisa memberikan vaksin jika ada. Juga harapan kami dari Pertamina EP Cepu bisa membantu vaksin, karena desa juga berada di ring satu proyek Jambaran Tiung Biru,” katanya.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *