Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – K.H. Alamul Huda Masyhur atau biasa disapa Gus Huda berpesan agar para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Rosyid tidak boleh lupa siapa dirinya dan siapa Kyainya.
“Santri Al Rosyid tidak boleh lupa siapa dirinya ditengah banyaknya santri yang sudah mulai lupa akan Kyainya dan pondoknya, menyatukan misi sebagai perekat umat, bukan pemisah umat,” kata Gus Huda memberikan tausiyahnya saat pengukuhan pengurus Ikatan Santri Al Rosyid (Ikasa), Rabu (12/04/2023).
Pengukuhan Ikasa dipusatkan di Grand Tanjung Center, Desa Tanjung Harjo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kegiatan ini dihadiri oleh sekira 250 jamaah. Antara lain KH. Alamul Huda Masyhur, beserta keluarga besar Ponpes Al Rosyid, pengurus IKASA Indonesia, semua alumni santri Kecamatan Kapas, serta para jamaah dari desa setempat.
Pada kesempatan itu, Gus Huda juga mengajak para hadirin mengembalikan marwah dan identitas santri. Kyai yang disebut-sebut oleh para pemuka lintas agama sebagai pelopor kerukunan antar umat beda agama ini juga berpesan agar para santri khususnya alumni Pondok Pesantren Al Rosyid harus berguna bagi bangsa dan negara. Pun terutama harus turut andil dalam memperjuangkan dan membela agama.
“Di manapun harus menjadi orang yang berguna bagi agama bangsa dan negara, Pondok Pesantren perlu dibela, dibantu dan diperjuangkan untuk menegakkan Agama Islam yang rahmatan lil alamin,” tegas pria yang juga menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bojonegoro itu.
Terhadap petuah tersebut, salah satu santri Gus Huda, Muhammad Amin menyatakan terus untuk mentaati “dhawuh” ulama yang ia hormati dan cintai. Serta harus berupaya untuk melaksanakannya.
“Sebagai santri saya berusaha untuk sami’na wa atho’na. Apapun perintah Guru harus dijalankan, apalagi pesan sebagus itu. Sudah pasti kita laksanakan,” kata Kang Amin sapaan akrabnya.
Dia juga mengajak alumni atau para santri yang lain untuk tidak berhitung apa yang diberikan pondok. Karena menurut dia, sejatinya pondok pesantren telah memberikan bekal hidup untuk selamat dunia akhirat.
“Maka seyogyanya kita tidak perlu itung-itungan dengan apa yang diberikan pondok,” tambah Alumni Al-Rosyid 2001 itu.
Usai tausiyah, kegiatan pengukuhan pengurus Ikasa yang terbalut acara safari ramadan ini dilanjutkan dengan doa, sholat magrib, buka bersama yang diteruskan sholat tarawih dan kuliah tujuh menit (kultum).(fin)