Kilang Mini LNG Pertama di Indonesia Mulai Produksi

FOTO ILUSTRASI : Kilang mini LNG pertama di Indonesia mulai produksi.

Suarabanyuurip.com – d siko nugroho

Jakarta – Kilang Mini LNG pertama di tanah air di Tanjung Keramat, Desa Tanah Merah Barat, Kecamatan Tanah Lia, Kabupaten Tanah Tidung, Provinsi Kalimantan Utara resmi beroperasi. Kilang ini mampu memproduksi gas yang diproduksi oleh JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris dengan volume harian 22 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

Infrastruktur ini menjadi salah satu solusi pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia di mana sebagian wilayahnya merupakan pulau-pulau kecil.

Peresmian infrastruktur yang dibangun PT Kayan LNG Nusantara ini dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Laode Sulaeman, serta pihak terkait lainnya.

Kilang mini LNG tersebut akan memproduksi gas yang diproduksi oleh JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris dengan volume harian 22 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Produksi LNG Kayan akan disimpan dalam tabung isotank 40 feet dan dikirimkan/dikapalkan kepada konsumen di pasar domestik dan ekspor.

“Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun menunggu kilang LNG swasta dapat berproduksi dan menghasilkan pendapatan tambahan di sektor migas bagi Indonesia. Pembangunan kilang ini bagi saya cukup menantang karena selain nilai investasinya besar, lokasinya pun cukup terpencil,” ujar Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang saat peresmian, Minggu (30/4).

Gubernur Zainal berharap penduduk sekitar dapat merasakan dampak positif dari hadirnya kilang LNG. Misalnya perbaikan sektor perekonomian dan pendidikan.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Laode Sulaeman mengapresiasi pengoperasian kilang mini LNG pertama di Indonesia ini karena moda teknologi tersebut memungkinkan LNG dikirim ke pulau-pulau kecil di Indonesia..

Pada masa silam, lanjut Laode, Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Lapangan migas yang memproduksinya merupakan lapangan besar dengan kapasitas produksi 500 mmscfd. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki sumber-sumber gas yang tergolong kecil, namun tidak dapat ditransportasikan karena belum tersedianya infrastruktur.

“Pengiriman LNG dulu juga hanya bisa ditransportasikan dengan kapal-kapal besar, sehingga untuk pengiriman ke pulau-pulau kecil tidak dapat dilakukan. Dengan teknologi yang menggunakan isotank ini, LNG bisa dikirimkan ke pulau-pulau kecil, ke pembangkit-pembangkit listrik kecil dan menjadi salah satu solusi ke depan,” tambahnya.

Infrastruktur tersebut juga diharapkan dapat menjadi percontohan bagi pembangunan mini LNG lainnya di masa mendatang.

Direktur Utama PT Kayan LNG Nusantara, Antony Lesmana menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran pembangunan kilang mini LNG senilai Rp2 triliun ini dan mengharapkan kerja sama selama masa investasi kurang lebih 20 tahun ke depan.

Selain memproduksi LNG, PT Kayan juga memproduksi LPG dan kondensat di mana seluruh produknya akan dipasarkan menggunakan isotank. Pada tahap awal akan digunakan 700 isotank. Meskipun menggunakan teknologi dari luar, PT Kayan memastikan akan dilakukan transfer teknologi dan pada masa depan, infrastruktur ini akan dioperasikan oleh SDM Indonesia.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *