Indonesia Diproyeksikan Surplus Gas 10 Tahun Mendatang

Lapangan Gas JTB di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi salah satu produsen gas terbesar di Indonesia.

Suarabanyuurip.com – Sami’an Sasongko

Jakarta – Indonesia diproyeksikan akan surplus pasokan gas bumi dalam satu dekade ke depan. Berdasarkan Neraca Gas Indonesia (NGI) 2023-2032, secara nasional kebutuhan gas Indonesia hingga tahun 2032 dapat dipenuhi dari proyek-proyek gas dan pasokan potensial.

“Sepuluh tahun ke depan, Indonesia akan mengalami surplus gas di beberapa wilayah di Indonesia. Negara kita masih memiliki peluang untuk memproduksi LNG secara signifikan hingga tahun 2035,” ujar Direktur Pembinaan Program Migas yang diwakili Koordinator Penyiapan Program Migas, Rizal Fajar Muttaqien.

Dijelaskan, bahwa dalam beberapa tahun ke depan akan ada pasokan Liquefied Natural Gas (LNG) dari Bontang, Tangguh dan Masela yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri dalam mendukung transisi energi. Sumber daya gas nasional Indonesia cukup untuk beberapa dekade mendatang.

Mengingat gas bumi akan terus tumbuh, pemerintah mengupayakan produksi dari lapangan-lapangan yang ada, mengembangkan lapangan konvensional dan nonkonvensional, serta peningkatan produksi melalui workover dan Enhanced Gas Recovery (EGR). Saat ini, 68% gas dikonsumsi oleh pasar domestik, sedangkan total gas yang disalurkan sebesar 5.474 BBTUD.

“Pemerintah Indonesia berkomitmen meningkatkan penggunaan gas untuk keperluan domestik. Pada tahun 2022, gas bumi paling banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri yaitu mencapai sekitar 29,25%. Gas juga dialokasikan untuk ekspor LNG 21,76%, pupuk 12,58%, ekspor 10,97%, dan listrik 11,33%,” jelas Rizal.

“Pemerintah juga memanfaatkan gas untuk kebutuhan domestik LNG dan LPG masing-masing sebesar 8,94% dan 1,45%. Sebagian kecil dari sisa konsumsi adalah untuk gas kota dan gas untuk bahan bakar transportasi,” lanjutnya.

Untuk meningkatkan pemanfaatan gas, kata Rizal, Pemerintah telah mengembangkan infrastruktur gas di seluruh negeri. Sebagai negara kepulauan, membangun infrastruktur menjadi tantangan tersendiri. Terutama di bagian timur Indonesia dengan pulau-pulau kecil dan terpencil.

Di bagian barat, Indonesia memiliki pipa eksisting, regasifikasi mini LNG, kilang LNG dan FSRU. Saat ini, Pemerintah tengah membangun jaringan pipa transmisi gas bumi untuk menghubungkan Pulau Jawa dan nantinya diharapkan dapat dilanjutkan hingga Sumatera.

“Di bagian timur, Pemerintah berencana membangun FSRU dan mini regasifikasi LNG,” tandas Rizal dalam siaran resminya.(sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *