Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Perum Perhutani dikabarkan sedang melakukan penguatan digitalisasi dalam hal kerja sama pengelolaan lahan hutan dengan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Yaitu dengan membuat aplikasi social partnership disebut Socio Forest.
Administratur (ADM) Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur, Irawan Darwanto Djati mengatakan, Aplikasi Mobile Socio Forest adalah platform berbasis mobile yang ditujukan bagi para pemangku kepentingan di sekitar hutan dengan para pengelola lahan, mitra tani, maupun masyarakat guna membangun kolaborasi berbasis digital.
“KPH Bojonegoro menjadi salah satu sampling aplikasi Socio Forest ini, yang telah diterapkan pada 14 dari 57 KPH Perhutani di tahap awal,” kata ADM Perum Perhutani KPH Bojonegoro, Irawan Darwanto Djati kepada SuaraBanyuurip.com, Senin (19/06/2023).
Ditambahkan, bahwa aplikasi Socio Forest adalah sebuah platform mobile yang dapat menyimpan data rinci nama-nama pesanggem, lokasi satuan unit kerja, komoditas tanaman pesanggem atau penggarap, dan keluasan lahan garapan pesanggem.
“Saat ini kami sedang dalam proses penyusunan dan sosialisasi. Ini lagi di coba satu lokasi dulu, Mas. Kami sudah mulai masuk-masukkan data. Proses ini dipantau langsung dari direksi jika ada kendala-kendala. Jadi ada proses pengambilan data petani, semua terdaftar, sehingga datanya jelas,” tambah Irawan.
Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong, dalam keterangan pers-nya menilai, Socio Forest merupakan langkah nyata Perhutanan Sosial yang lebih modern sesuai perkembangan zaman.
Wakil Menteri Lingkukan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong (Foto : Dok KLHK)
© 2023 suarabanyuurip.com/Dok KLHK
Aplikasi ini merupakan Langkah tindak lanjut Perhutani dalam mengimplementasikan PP 23 tahun 2021 tentang Perhutanan Sosial. Socio Forest dinyatakan sebagai salah satu proyek strategis Perhutani pada tahun 2023.
“Kami sudah luncurkan dan terus kembangkan lebih luas lagi, agar masyarakat lebih mudah dalam pengelolaan hutan bersama Perhutani, dan transparan,” ungkap Alue Dohong.
Aplikasi SocioForest juga disebut merupakan salah satu inisiatif strategis Perum Perhutani yang bertujuan untuk menjawab tantangan zaman dengan terus berinovasi di bidang digitalisasi. Tujuannya adalah, sebagai upaya perbaikan ekosistem kerja sama pengelolaan hutan dari sinergi bisnis, yang lebih transparan bersama masyarakat berbasis mobile app.
Selain itu, Socio Forest merupakan program platform Kemitraan Social antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam ekosistem agroforestry.
Komoditas yang menjadi fokus agroforestry juga beragam, mulai dari Kopi, Padi, Jagung, Rotan, Singkong, dan Tebu.
Alue Dohong menjelaskan, pelaksanaan dan pengembangan Socio Forest menggandeng BUMN lainnya seperti PT Perkebunan Nusantara Holding, Perum BULOG, ID FOOD, dan Pupuk Indonesia.
Perhutani membuat Heads of Agreement (HoA) bersama empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sebagai sinergi dalam platform Kemitraan Sosial.
“Nantinya, semua BUMN yang terlibat dalam HoA Sinergi Platform Kemitraan Sosial ini bertugas dengan perannya masing-masing, mulai dari penyedia bibit tanaman dan pupuk, hingga menjadi pembeli (offtaker) hasil panen petani,” jelasnya.(fin).