Abdul Wahid Azar Bacaleg DPR-RI Dapil IX Jatim Ajak Wujudkan Kawasan Ekonomi Khusus

Abdul Wahid Azar Bacaleg DPR RI Partai Demokrat Dapil 1X gulirkan program kawasan ekonomi khusus untuk mengentas pengangguran dan meningkatkan ekonomi masyarakat di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.

Suarabanyuurip.com – Edi Supraeko

Bojonegoro – Ada banyak cara dilakukan untuk mengabdi pada daerah tempat dibesarkan. Salah satunya lewat jalur politik melalui mekanisme pemilihan umum.

Seperti dilakukan H. Abdul Wahid Azar, SH. Seorang pengusaha Vendor Perbankan dan Founder Job Portal lisensi Kemenaker RI ini memilih untuk masuk dalam kontestasi Pemilihan Calon Anggota DPR RI tahun 2024 mendatang.

Abdul Wahid semasa remaja dan sekolahnya dihabiskan diwilayah Bojonegoro Jawa Timur ini Abdul Wahid memilih berlabuh ke Partai Demokrat.

Dalam rangka memberikan sumbangsih pada daerah yang telah membesarkannya ini, Abdul Wahid memutuskan untuk maju dalam kontestasi Pemilu 2024 sebagai Bakal Calon Anggota Legislatif DPR RI dari Partai Demokrat untuk Daerah Pemilihan atau Dapil IX Jawa Timur yakni Bojonegoro dan Tuban.

Memiliki latar belakang pengusaha dan sudah malang melintang dalam sejumlah bidang bisnis, Abdul Wahid memprioritaskan pada tiga program unggulan di daerah pemilihannya sebagai fokus kerja yang akan ia realisasikan jika terpilih sebagai legislator nantinya. Ketiga bidang itu adalah masalah penggangguran, kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan pengurangan angka stunting dan program jangka panjang adalah mewujudkan terciptanya Kawasan Ekonomi Khusus Industri Bojonegoro dan Tuban.

“Di lapangan saya banyak mendapat aspirasi dan data dari masyarakat khususnya yang ada di dapil Jatim IX ini terkait apa-apa saja yang menjadi atensi dan kebutuhan mendesak masyarakat di wilayah ini. Saya akan berupaya semaksimal mungkin untuk membangun bangsa bersama mitra-mitra terkait khususnya, dan mitra lintas komisi secara umum nantinya disesuaikan dengan kebutuhan mendesak yang ada di lapangan,” ujar Abdul Wahid saat melakukan kunjungan di Kawasan Tuban dan Kabupaten Bojonegoro.

Abdul Wahid menambahkan berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS RI), tahun 2022 angka pengangguran terbuka di Kabupaten Bojonegoro mencapai 34.414 orang, sedangkan angka pengangguran terbuka di Kabupaten Tuban mencapai 31.879 orang. Hal ini berpotensi bertambah setiap tahunnya jika penyerapan tenaga kerja di kedua wilayah tersebut sedikit. Padahal, ia melihat potensi kedua daerah tersebut sangat besar dan dapat dikembangkan untuk penyerapan tenaga kerja local.

“Kami akan berusaha agar Para lulusan SMK bisa juga disalurkan ke industry dalam negeri juga dapat bekerja ke luar negeri dengan biaya yang ringan, dengan harapan selesai bekerja di di luar negeri dapat menjadi UKM-UKM muda yang potensial. Saatnya generasi milenal menjadi duta duta pekerja dunia, dan dapat meraih kesempatan Beasiswa Luar negeri dengan biaya murah,” tambah bacaleg yang juga Bendahara Umum Ikatan Persaudaran Haji Indonesia (IPHI) ini.

Abdul Wahid juga melihat industrialisasi migas yang menjadi primadona di Bojonegoro belum memberikan dampak signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat secara optimal.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh stakeholder baik pemerintah maupun rakyat dapat mengimplemantasikan Kawasan Ekonomi Khusus. Program ini memiliki dasar hukum undang-undang Nomor 39 tahun 2009. Tentang Kawasan Ekonomi khusus.

“Kita semua harus memperjuangkan Kawasan ini, dengan adanya Kawasan ini maka industri tidak hanya bersifat parsial/satuan tetapi akan berkembang pesat berbagai macam industry yang terkait dengan migas dan turunan bahan kimianya akan tergabung dalam satu industri,” ujarnya bersemangat.

Dengan KEK ini, lanjut Abudl Wahid, akan menambah peluang usaha warga Bojonegoro, pengangguran dapat diatasi dengan banyaknya peluang industri yang serentak akan masuk. Pengaruhnya akan berdampak besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan juga pendapatan perkapita masyarakat.

“Saat ini adalah moment yang tepat untuk melaksanakan program Kawasan Ekonomi Khusus. Karena pada saat ini investor lokal maupun internasional sedang melakukan re-investasi dikawasan industri yang lowcost baik dari sisi lahan maupun tenaga kerja,” tegasnya.

Selanjutnya Abdul Wahid, mengatakan untuk bidang pertanian salah satu bentuk perhatiannya kepada kesejahteraan petani adalah melalui pembuatan Aplikasi pertanian Pola Biofarm untuk gabungan pertanian, perikanan dan peternakan. Dengan adanya penemuan hasil teknologi yang sudah diteliti oleh peneliti pertanian sejumlah perguruan tinggi ini, nantinya biaya yang dikeluarkan petani akan jauh lebih murah ketimbang membeli pakan pabrikan. Bibit perikanan dan peternakan akan diberikan secara gratis bertahap sesuai dengan pembangunan pusat pembibitan ikan dan ternak.

Selain itu, penggunaan pupuk cair multifungsi Biofarm ini hasilnya tidak saja mampu meningkatkan kualitas dan produksi (hasil panen), tetapi juga mampu menyehatkan tanaman dan mengembalikan kesuburan tanah.

“Diharapkan kalau nanti wilayah pertaniannya subur dan hasil produksi pertaniannya meningkat dan berkualitas, maka akan berdampak pada turunnya angka gizi buruk atau stunting di dua daerah (Bojonegoro dan Tuban) itu,” ujar Abdul Wahid dengan nada penuh optimis.

Semua program unggulan yang akan digulirkannya nanti tentu akan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah dan seluruh stakeholder sehingga bisa sinergi dan berdampak langsung pada masyarakat Bojonegoro dan Tuban.

Bagi masyarakat Bojonegoro dan Tuban yang mengetahui profil visi misi dan program Abdulwahid dapat diakses di sini.(ed)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *