Gus Huda Juluki Sukur “Singa DPRD”

Gus Huda saat berceramah di hadapan para pedagang Pasar Kota Bojonegoro.

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro, Sukur Priyanto kini punya julukan baru, yakni “Singa DPRD”. Ini karena dia dinilai telah membela kelangsungan nasib para Pedagang Pasar Kota Bojonegoro, Jawa Timur.

Sebutan itu muncul kala Gus Huda, sapaan akrab K.H Alamul Huda Masyhur, mengisi ceramah di hadapan ratusan pedagang Pasar Kota Bojonegoro. Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Rosyid ini hadir dalam gelaran pengajian umum yang dipusatkan di Musholla Nurutijaroh, di dalam pasar setempat, Minggu (01/10/2023).

“Kalau tidak ada Pak Sukur, Singa DPRD, mungkin pasar kota ini sudah tidak ada,” katanya.

Selain memuji politikus Partai Demokrat karena membela pedagang pasar, Kyai yang terkenal egaliter saat berhubungan baik dengan penganut agama selain Islam itu juga mengapresiasi Agus Susanto Rismanto. Lantaran juga memberikan pembelaan kepada rakyat kecil, khususnya pada para pedagang.

“Dulu beliau anggota dewan juga, kini mengabdikan diri membela rakyat,” ujar Gus Huda sebelum memberikan ceramah inti tentang maulid Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga :   Warga Ring 1 Blok Cepu Terancam Kehilangan Tanah

Pengajian yang dihelat itu dirangkai dalam satu acara dengan gelaran sholawat mengusung tema “Pedagang Bersholawat, Berjualan Terasa Nikmat”.

Wakil Ketua I DPRD Sukur Priyanto dan Gus Ris serta Gus Huda dalam kegiatan di Musholla Nurutijaroh Pasar Kota Bojonegoro.

Ketua Panitia Acara, Muhammad Zaini menyatakan, kegiatan itu murni diadakan oleh para Pengurus Musholla Nurutijaroh yang sempat vakum dan tertunda sebelumnya. Dia berharap mendapat berkah dari bacaan sholawat yang dilangsungkan.

Sementara Gus Ris, sapaan akrab Kuasa Hukum para pedagang, Agus Susanto Rismanto mengaku, sekarang ini sudah bisa bernapas lega. Sebab kedepannya, pedagang tidak akan “diongkreh-ongkreh” seperti kemarin. Apalagi, Pj Bupati Adriyanto disebutnya menjamin kegiatan jual beli para pedagang usai terjadi dialog beberapa hari lalu.

“Alhamdulillah, meskipun sempat terkena gempa 8,9 skala richter tetap bertahan,” ujar Gus Ris bernada menyentil perisitiwa kala rezim lama, Anna Mu’awanah ketika masih berkuasa.

Sedangkan Wakil Ketua I DPRD Bojonegoro, Sukur Priyanto, mengatakan, kekompakan pedagang mengatasi “gangguan” yang telah berhasil dilewati, tidak cukup dilakukan hanya sampai ketika Anna Mu’awanah lengser. Tetapi harus tetap dijaga untuk memenuhi harapan bersama.

Harapan bersama yang dia maksud adalah memberikan tempat berdagang yang nyaman, bersih, aman, dan lebih baik untuk para penjual dan pembeli bertransaksi di Pasar Kota Bojonegoro.

Baca Juga :   Silpa APBD Tinggi, PMII Bojonegoro Pertanyakan Kinerja OPD

Anggota dewan periode kali ke empat ini bahkan mempertanyakan keadaan pasar dengan kebijakan hibah bernilai miliaran ke kabupaten lain. Mengapa hal itu bisa dilakukan, tetapi sebaliknya tidak bisa melakukan perbaikan kondisi pasar.

“Sebagai informasi di akhir tahun ini, kami berupaya memberikan dukungan adanya studi kelayakan pasar ini, untuk membangun pasar tradisional ini dengan konsep yang modern mengedepankan harapan para pedagang dan pembeli,” bebernya.

Pelaksanaan sholawatan dan pengajian ditutup kenduri nasi tumpeng dengan doa yang dipanjatkan oleh K.H. Alamul Huda Masyhur.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *