SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Flare lapangan minyak Banyu Urip, Blok Cepu yang berada di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, membesar sejak dua hari ini. Membesarnya flare ini karena sedang dilakukan pemeliharaan terhadap alat-alat di pusat fasilitas pemrosesan (central processing facility/CPF) dan membuat terobosan-terobosan teknologi agar mampu memaksimalkan potensi lapangan Banyu Urip.
Humas dan Juru Bicara EMCL, Rexy Mawardijaya menyampaikan, produksi dari Lapangan Banyu Urip menjadi andalan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan minyak nasional. Karena itu, EMCL sebagai operator, melakukan berbagai upaya agar produksinya bisa sesuai target.
Sebab, lanjut Rexy, produksi di Lapangan Minyak Banyu Urip sekarang ini terus mengalami penurunan. Namun, ada beragam upaya yang bisa dilakukan agar produksinya stabil sesuai target. Mulai dari menjaga kinerja sumur, hingga penambahan sumur baru.
Untuk menjaga kinerja sumur lapangan Banyu Urip, kata Rexy, EMCL melakukan pemeliharaan terhadap alat-alat dan membuat terobosan-terobosan teknologi agar mampu memaksimalkan potensi.
“Dalam rangka menjaga operasi tetap aman dan andal pada Fasilitas Pemrosesan Pusat (CPF) Lapangan Banyu Urip, EMCL melakukan pemeliharaan fasilitas sejak tanggal 12 November 2023 hingga beberapa hari kedepan,” ucap Rexy kepada suarabanyuurip.com, Selasa (14/11/2023).
Pemeliharaan yang dimaksud Rexy merupakan bagian dari upaya itu. Sedangkan dari perspektif masyarakat sekitar, proses ini membuat flaring nampak besar dengan suara bergemuruh.
“Flare besar tidak seperti biasanya, dan itu terjadi sudah dua malam yaitu, mulai Minggu malam kemarin hingga malam ini. Suaranya gemuruh,” kata warga Mojodelik, Sucipto pada Senin (13/11/2023).
Kepala Desa Mojodelik, Yuntik Rahayu membenarkan adanya penampakan flar lapangan Banyu Urip yang membesar. Menurutnya, EMCL sudah melakukan koordinasi dengan dia. Saat ada warga bertanya, dia menyampaikan apa yang sudah dijelaskan EMCL. Ketika ada keluhan dia sampaikan dan sejauh ini ditanggapi baik oleh EMCL.
Menegaskan hal tersebut, Rexy menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir. Kata dia, EMCL akan selalu melakukan pemantauan yang ketat untuk memastikan bahwa kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik sehingga aman bagi masyarakat dan lingkungan.
“EMCL memastikan proses pemeliharaan akan berjalan dengan aman dan andal dengan melakukan pengukuran kualitas udara secara seksama,” imbuhnya.
EMCL juga terbuka kepada masyarakat dan media apabila ada pertanyaan, membutuhkan informasi, atau menyampaikan keluhan.
“Apabila ada pertanyaan seputar kegiatan pemeliharaan ini, harap menghubungi P&GA EMCL di nomor bebas pulsa atau kirim pesan,” papar Rexy.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Dandi Suprayitno menegaskan bahwa pihaknya mendukung upaya pemeliharaan yang dilakukan EMCL. Kata dia, sebelum aktivitas tersebut dimulai, pihak EMCL sudah berkoordinasi dengan DLH untuk memastikan aktivitas pemeliharaan tersebut sudah sesuai dengan aturan dan memperhatikan masyarakat sekitar.
“Kita akan pantau terus,” tegasnya.(suko)