SuaraBanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Bojonegoro – Lembaga pendidikan sekitar ladang minyak dan gas bumi (Migas) Banyu Urip, Blok Cepu dan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) diskusi atau sinau bareng oil and gas industry bersama badan kerja sama (BKS) Participating Interest (PI) Blok Cepu di Gelanggang Olahraga (GOR) Dolokgede di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (15/11/2023).
Lembaga pendidikan tersebut diantaranya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Ngambon, SMKN Ngasem, SMKN Purwosari, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Tambakrejo.
Hadir dalam kegiatan, Direktur Utama PJUC Hadi Iswoyo, Ketua BKS/Direktur SPHC, Suko Hartono, Direktur Utama ADS, Mohammad Kundori, Direktur ADS, Arief Adi Wibowo, Anggota DPRD Bojonegoro dari Fraksi PDI Perjuangan Donny Banyu Setiawan, Kepala SMKN Ngambon, Kepala SMKN Ngasem, Kepala SMKN Purwosari, Kepala SMAN Tambakrejo, segenap karyawan empat BUMD yang tergabung dalam BKS PI Blok Cepu, dan siswa siswi dari empat sekolahan tersebut.
Dalam kegiatan ini diceritakan terkait dengan perjalanan awal proyek besar di Banyu Urip Blok Cepu. Kemudian Central Processing Fasility (CPF) sebagai tempat pemrosesan minyak Banyu Urip yang kemudian disalurkan ke kapal tangker penampungan minyak sementara di tengah laut Tuban. Dan proyek lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB).
Dalam sambutannya Kepala Dinas Cabang Pendidikan Jawa Timur wilayah Bojonegoro, Adi Prayitno menyampaikan, bawah kegiatan diskusi oil and gas ini sangat bagus, karena dapat menambah wawasan tentang migas bagi para pelajar baik SMA dan SMK.
Diharapkan kedepan tidak hanya diajak untuk diskusi saja tapi juga dilibatkan bekerja. Sehingga dari bekerja itu nanti bisa mendapatkan penghasilan untuk menuju hidup yang layak dan sejahtera.
“Saya pesan bagi anak-anak agar sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan diskusi ini. Dan didoakan agar usaha yang ada bisa terwujud,” ujarnya.
Dalam presentasinya Direktur Utama PJUC, Hadi Iswoyo mengatakan, untuk bisa terlibat dalam dunia industri migas banyak hal yang harus dipenuhi. Diantaranya segi pendidikan dan pengalaman. Karena itu dari para pelajar teruslah bersemangat dalam menempuh pendidikan agar karir di masa depan dapat terwujudkan.
“Untuk bisa terlibat dalam dunia industri migas perlu memiliki pendidikan D3 atau diploma 3, tentunya sesuai bidang dan keahlian studinya,” katanya.
Sedangkan terkait dengan BKS Blok Cepu adalah gabungan dari empat badan usaha milik daerah (BUMD) yang mengelola penyertaan modal Participating Interest.
“Yakni BUMD Bojonegoro PT Asri Dharma Sejahtera (ADS), BUMD Provinsi Jatim PT Petrogas Jatim Utama (PJUC), BUMD Blora PT Blora Patragas Hulu (BPH), dan BUMD Provinsi Jateng PT Sarana Patra Hulu Cepu,” tandasnya.
Sementara Anggota DPRD Bojonegoro dari Fraksi PDI Perjuangan, Donny Banyu Setiawan mengatakan, bagi para murid baik SMA maupun SMK untuk menentukan dulu arahnya kemana keahlian yang disukai. Artinya pikirkan mulai saat ini masih dalam mengenyam pendidikan untuk menentukan tujuan kedepannya. Misalnya memilih bidang manajemen, bidang kebijakan dan lain sebagainya.
“Mulai saat ini tentukan arahnya bidang apa yang disukai, sehingga kedepan akan memudahkan dalam menentukan tujuan memilih pekerjaan,” kata Donny.
Terkait dengan migas, lanjut Donny, merupakan salah satu penyumbang pendapatan terbesar di Kabupaten Bojonegoro.
“Dari pendapatan Bojonegoro Rp 8,4 triliun, penyumbang terbesarnya adalah dari sektor migas,” ucapnya.
Pria yang juga ketua karang taruna Bojonegoro ini menambahkan, untuk program tahun 2024 nanti satu desa 10 sarjana yang akan dibiayai oleh pemerintah. Karena itu bagi adik-adik yang saat ini masih duduk dibangku sekolah untuk teruslah semangat dalam belajar.
“Siapa tahu bagi adik-adik ini nanti mau melanjutkan kuliah tidak ada dana bisa masuk dalam program 10 sarjana tersebut. Karena itu terulang semangat dalam belajar,” pungkasnya.(sam)