Longsoran Tanah Proyek Migas Kolibri Rusak Tanaman Padi Petani

Proyek Kolibri Longsor.
Tiga petani dekat lokasi Migas Kolibri sedang mengecek lahan dan tanaman padi yang tertimbun longsoran tanah bercampur material proyek.

SuaraBanyuurip.com – Sami’an Sasongko

Bojonegoro – Petani sekitar sumur minyak dan gas bumi (Migas) Kolibri di Kecamatan Ngambon, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan dampak longsoran tanah bercampur material masuk ke lahan pertanian hingga merusak tanaman padi dan tanaman palawija lainnya.

Longsoran lumpur bercampur material tersebut ditengarai dari pengerjaan proyek plengsengan (tembok penahan tanah/TPT) lokasi sumur migas kolibri. Proyek tersebut dikerjakan oleh PT Petrowell vendor Pertamina EP Sukowati Field Zona 11 sejak bulan Desember 2023 lalu.

Lahan pertanian yang terdampak itu berada di wilayah Desa Bondol, Kecamatan Ngambon, dan milik tiga petani. Ketiga petani itu adalah Yoto Waluyo, Sadik, dan Mardi.

Yoto Waluyo mengatakan, bahwa kejadian longsoran tanah berlumpur campur material proyek pengerjaan plengsengan lokasi sumur migas Kolibri itu kali kedua terjadi. Pertama, pada musim tanam kacang hijau bulan Desember tahun 2023 lalu. Longsoran tanah masuk ke lahan pertaniannya. Sehingga dampaknya selain tidak bisa mengolah lahan pertanian juga tanaman kacang hijau miliknya kala itu tidak panen karena tertimbun tanah.

“Kejadian serupa terjadi lagi pada musim tanam padi, ini untuk yang kedua kalinya dan merusak tanaman padi, sehingga potensi sebagian gagal panen,” kata Yoto Waluyo petani Desa Ngambon ini kepada Suarabanyuurip.com, Rabu (13/03/2024).

Atas kejadian tersebut, lanjut Yoto, telah disampaikan ke pihak perusahaan agar bertanggung jawab. Namun hingga saat ini tidak ada kejelasannya.

“Dua kali saya kirimkan surat ke perusahaan melalui Security yang jaga lokasi Kolibri, tapi sampai saat ini tidak ada tanggapannya untuk bertanggung jawab,” ujarnya.

Yoto Waluyo, petani Desa Ngambon sedang mengecek tanaman padinya yang tertimbun longsoran tanah bercampur material proyek Migas Kolibri.
Yoto Waluyo, petani Desa Ngambon sedang mengecek tanaman padinya yang tertimbun longsoran tanah bercampur material proyek Migas Kolibri.

Hal senada diungkapkan oleh Nurdiansyah. Dia menjelaskan, bahwa dua kali berkirim surat ke perusahaan atas dampak longsoran tanah tersebut. Tapi juga belum mendapat tanggapannya yang jelas.

“Sudah sering tak tanyakan untuk kejelasannya tapi kesannya malah dilempar kesana kemari. Bahkan pernah saya tanyakan juga ke Mandor proyek pengerjaan dari Petrowell, katanya bukan tanggung jawabnya itu tanggung jawab Pertamina, malah membingungkan petani,” kata putra Pak Sadik ini.

Warga Desa Bondol ini berharap, pihak perusahaan agar segera bertanggung jawab atas dampak longsoran tanah bercampur material proyek Kolibri yang merusak tanaman pertanian baik jagung dan padi tersebut.

“Harapan saya, perusahaan harus memberikan ganti rugi atas dampak dari longsoran tanah campur meterial proyek yang merusak lahan dan tanaman pertanian ini. Jika belum diselesaikan masalah ini, maka saya minta jangan beraktivitas dulu. Kalau semua sudah klir ya silahkan dikerjakan kembali,” tandasnya.

“Dulu sebelum ada proyek ini tidak pernah ada kejadian longsoran tanah, saluran air yang ada lancar tidak ada kendala apapun, Pak. Jadi perusahaan harus bertanggung jawab adanya dampak yang merugikan petani ini,” sambung Mardi.

Dikonfirmasi terpisah terkait dampak longsoran tanah proyek Kolibri yang merusak lahan dan tanaman pertanian warga tersebut. Manager Communication Relations & CID Regional Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur Subholding Upstream Pertamina, Rahmat Drajat mengaku, akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan tim dilokasi untuk memastikan hal tersebut kewajiban siapa. Selain itu juga akan segera melakukan pengecekan ke lokasi.

“Saya pastikan dulu ini kewajiban siapa, dan tahap berikutnya akan melakukan pengecekan ke lokasi,” tandasnya.(sam)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *