Silpa Capai Rp 3,7 triliun, Fitra Pertanyakan Proses Perencanaan Anggaran dan Kinerja OPD Bojonegoro

Koordinator Fitra Jatim, Dakelan.
Koordinator Fitra Jatim, Dakelan.

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) APBD Bojonegoro hingga Oktober 2024 mencapai Rp 3,7 triliun. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Jawa Timur mempertanyakan perencanaan anggaran dan kinerja organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro.

Koordinator Fitra Jawa Timur (Jatim), Dakelan mengatakan, semenjak tahun 2018, Silpa Bojonegoro selalu di atas Rp 2 triliun. Bahkan bisa dikatakan menjadi agenda rutin setiap tahun.

“Serapan rendah dan pelampauan target dana daerah yang menjadikan silpa tinggi, salah satunya transfer dana bagi hasil (DBH) migas di akhir tahun,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Senin (21/10/2024).

Dia mengatakan, Pemkab Bojonegoro selain lebih cermat lagi dalam menyusun perencanaan anggaran, juga harus mengevaluasi OPD beserta sumber daya manusia (SDM) di dalamnya. Artinya permasalahan di OPD harus diketahui kenapa silpa menjadi agenda rutin setiap tahun.

“Meski Silpa Rp 3,7 triliun belum final karena belum ditetapkan pada akhir tahun ini, tetapi angka tersebut cukup besar di tanggal 14 Oktober kemarin,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro, Lasuri mengatakan, di sisa waktu tahun ini Pemkab Bojonegoro harus segera melakukan percepatan penyerapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2024.

“Agar Silpa dapat ditekan, atau kalau bisa di bawah Rp 2 triliun,” katanya.

Dia menambahkan, server sistem informasi pemerintah daerah (SIPD) yang sangat lemot menjadi kendala dalam perencanaan dan pencairan anggaran tidak bisa menjadi alasan. Seharusnya di pertengahan tahun bisa melakukan serapan atau pencairan.

“Minimal pertengahan tahun sudah 50 persen,” tandasnya.

Untuk diketahui silpa APBD Bojonegoro selalu tinggi selama pemerintahan Bupati Anna. Tahun 2018 jumlahnya sebesar Rp. 2,01 triliun, kemudian naik menjadi Rp. 2,2 triliun pada 2019. Silpa ini kembali naik lagi pada 2020 sejumlah Rp 2,43 triliun dan menjadi Rp 2,82 triliun pada 2021. Juga di tahun 2022 melejit mencapai Rp 3,2 triliun, kemudian pada tahun 2023 Silpa juga di atas Rp 2 triliun, yakni sebesar Rp 2,8 triliun (jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait