Dukung Pembangunan Pabrik Etanol di Bojonegoro, Kades Bandungrejo: Bisa Atasi Pengangguran

Lapangan Gas JTB.
FOTO ILUSTRASI : Lapangan Gas JTB di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang dikelola Pertamina EP Cepu menjadi salah satu produsen gas terbesar di Indonesia.

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – Pemerintah Desa (Pemdes) Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, mendukung rencana pendirian pabrik etanol-metanol di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Industri tersebut dinilai akan membuka lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Kepala Desa (Kades) Bandungrejo, Sapani mengaku sudah mendapat kabar akan ada pembangunan pabrik etanol-metanol. Lokasinya berada di kawasan hutan RPH Sawitrejo Desa Bandungrejo, tidak jauh dari lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB)

“Saya dengar pabrik etanol akan mulai dikerjakan tahun 2025,” ujarnya kepada suarabanyuurip.com, Senin (13/1/2024).

Selain pabrik etanol-metanol, lanjut dia, di kawasan hutan wilayah RPH Sawitrejo juga akan dibangun pabrik pupuk Sriwidjaja (Pusri).

“Kalau pabrik pupuk kelihatan tidak tahun ini. Duluan yang etanol,” ucapnya.

Sebagai desa ring satu lapangan Gas JTB, Sapani menegaskan, Pemerintah Desa Bandungrejo mendukung penuh pembangunan pabrik etanol-metanol dan Pusri. Menurutnya, keberadaan dua industri tersebut akan menciptakan peluang kerja dan usaha, khususnya bagi masyarakat Desa Bandungrejo.

“Apalagi sekarang ini proyek JTB sudah selesai dan banyak pemuda di sini tidak bekerja. Jadi pembangunan dua pabrik itu bisa menjadi solusi atasi pengangguran,” tandasnya.

Sapani berharap warga lokal nantinya dilibatkan secara maksimal saat konstruksi berlangsung hingga pengoperasian pabrik. Baik dalam pekerjaan maupun peluang usaha.

“Pemuda maupun pengusaha di sini banyak yang sudah memiliki pengalaman selama proyek JTB berlangsung,” pungkasnya.

Kedua pabrik besar tersebut akan memanfaatkan gas dari Lapangan Gas J-TB di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro dan Lapangan Gas MDA & MBH di Madura.

Produksi lapangan Gas JTB yang dioperatori Pertamina EP Cepu sebesar 192 juta standar kaki kubik per hari (milion standar cubik feet per day/MMSCFD). Sementara kapasitas lapangan Gas MDA & MBH yang dikelola HCML Husky-CNOOC Madura Limited sebanyak 120 MMSCFD.

Pembangunan pabrik bioetanol dan Pupuk Sriwidjaja merupakan upaya pemerintah pusat untuk memaksimalkan hilirisasi sumber daya alam (SDA) migas. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia sebelumnya menyampaikan, pembangunan pabrik etanol dan metanol di Bojonegoro akan menelan investasi US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19 triliun. Proyek ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor solar yang mencapai 80% dari kebutuhan dalam negeri.

“Pak Presiden Prabowo telah memerintahkan untuk segera membangun industri etanol dan metanol. Sebab, 80% metanol sebagai campuran biodiesel masih kita impor,” ujar Bahlil di Jakarta, belum lama ini.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait