Lempengan Batu Bertuliskan Aksara Jawa Kuno Ditemukan di Wisata Puthuk Kreweng Bojonegoro

Benda bersejarah di wisata Puthuk Kreweng.
Petugas pendata benda bersejarah dan cagar budaya dari Provinsi Jatim sedang mendata temuan lempengan batu diduga benda bersejarah dari wisata Puthuk Kreweng Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro.(foto/ist)

Suarabanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Dua buah benda kuno diduga benda bersejarah ditemukan di tempat wisata Puthuk Kreweng, turut Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Benda tersebut berupa lempengan batu dan bertuliskan mirip aksara Jawa kuno.

Lokasi wisata Puthuk Kreweng berada di antara lapangan minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu dan lapangan gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (J-TB).

Kepala Desa (Kades) Mojodelik, Yuntik Rahayu menemukan benda tersebut saat sedang bersih-bersih rumput di wisata Puthuk Krewengan pada Minggu (27/04/2025). Namun, kades penghasil minyak Banyu Urip itu bukan tanpa sengaja menemukan dua lempeng batu tersebut. Sebab tiga hari sebelumnya, pada hari Jumat malam pasaran Pahing, 25 April 2025, Yuntik mengaku bermimpi bertemu sosok pria berbadan ular berkepala manusia memberikan petunjuk.

“Pria berkepala ular ini rambutnya panjang, kayak pangeran gitu. Ia berpesan, kalau nanti ada suatu benda muncul ke permukaan di Puthuk Kreweng, kalau berupa keris dan semacamnya jangan diambil biarkan di dalam tanah, tapi jika munculnya itu benda prasasti atau sejarah, boleh diambil,” tutur Yuntik Rahayu kepada Suarabanyuurip.com, Selasa (29/04/2025).

Selepas mendapat pesan dari sosok ular berkepala manusia itu, Yuntik kemudian terbangun. Tetapi ia tidak ingat secara persis pukul berapa ia terjaga. Perkiraannya mimpi itu terjadi sekitar tengah malam memasuki dini hari.

“Biasanya kalau sebelum tidur saya selalu baca wirid, Surat Al Ikhlas gitu sampai tertidur, pas bangun kan nggak lihat jam, terus tidur lagi, sama seperti itu pas dapat mimpi itu,” tutur kades perempuan dua periode ini.

Setelah mimpi itu, besoknya, pada Sabtu (26/04/2025), Yuntik merasa seperti tergerak untuk berziarah ke makam tiga Bupati Bojonegoro. Ia bergerak satu arah dari utara, Yakni ke makam Adipati Buyut Dalem, lalu makam Adipati Joyonegoro, dan Adipati Haryo Matahun.

“Ndak tahu kenapa paginya saya kepingin ziarah ke makam tiga Adipati Bojonegoro,” ucapnya.

Baru pada Minggu (27/04/2025) pagi sekitar puku 07.00 WIB, Yuntik bersama para pengelola Puthuk Kreweng kerja bakti bersih tempat wisata. Ia lebih dulu menyiram tanaman hias, sedangkan beberapa pengelola wisata membersihkan rumput menggunakan mesin potong.

Yuntik menyirami tanaman sekitar pendapa bawah yang dikenal sakral. Saat itu ia lantas melihat lahan bagian belakang bekas pendapa lama sudah ditumbuhi tanaman rawe yang sangat rimbun sampai menghalangi pandangan.

“Dulu saya pindahkan joglo lama, karena rawan longsor, nah setelah anak-anak membersihkan semak belukar dan rawe, terlihat batu-batuan yang muncul dari bekas joglo lama karena longsor, bawahnya itu jurang,” bebernya.

Puthuk Kreweng.
Kepala Desa Mojodelik Yuntik Rahayu menunjukkan lokasi penemuan dua lempengan batu bertuliskan mirip aksara Jawa kuno di lokasi wisata Puthuk Kreweng.

Sejurus kemudian, Yuntik meminta kepada Jalil, salah satu pengelola wisata Puthuk Kreweng yang ikut bersih-bersih untuk mendekat ke batu-batuan bekas pondasi yang mencuat tergesek longsoran tanah. Ia meminta Jalil agar melihat lebih dekat ke batu-batu tersebut. Sementara diri sendiri tidak berani mendekat karena kawatir terkena rawe.

“Bu, ada satu batu yang aneh, bentuknya nggak sama dengan batu lainnya, Mas Jalil bilang gitu, terus saya minta agar batu itu diangkat ke atas. Mas Jalil bilang lagi, Bu ini ada tulisannya,” terang Yuntik.

Setelah itu, Yuntik meminta Jalil agar mencari lagi barangkali masih adalagi batu lainnya yang serupa. Jalil memeriksa kembali, dan tidak melihat ada batu yang sejenis. Namun Yuntik meminta agar Jalil mencoba kembali melihat ke tumpukan batu-batu.

“Oh iya Bu, ada lagi yang nyleneh, Mas Jalil akhirnya bilang gitu, terus diangkat lagi,” ungkap Yuntik.

Setelah lempengan batu itu dapat dilihat dari dari dekat, Yuntik semula mengira itu Aksara Jawa Hanacaraka. Tetapi beberapa saat kemudian ia menyadari bahwa ia tidak mengenali aksara itu. Ia tidak memahami aksara itu dan merasa asing dengan bentuk aksara terukir di batu itu.

Kedua lempeng batu itu semula mau ditinggal saja di Puthuk Kreweng. Tetapi karena banyak yang usul kawatir benda itu hilang, maka Yuntik lalu membawa dua benda itu pulang ke rumah karena dinilai lebih aman.

“Batunya masih bagus, tapi terdapat bekas-bekas guratan, seperti kena gesekan, sekarang saya taruh di meja depan,” ucapnya.

Penemuan batu berukir aksara diduga Jawa kuno di wisata Puthuk Kreweng ini segera menjadi buah bibir warga setempat. Kebetulan salah satu warga Mojodelik ada yang memiliki kolega pegawai berdinas di pendataan benda bersejarah.

Warga tersebut lalu mengkonfirmasi ke Yuntik, apakah betul ada penemuan benda diduga bersejarah. Kades yang santun dan ramah ini membenarkan. Lantas esoknya ada petugas dari Provinsi Jawa Timur datang ke rumahnya melakukan pendataan.

“Saya inginnya benda ini tidak dibawa, kalau ada hubungannya dengan sejarah di Mojodelik. Pinginnya buat mendukung Mojodelik, jangan sampai dibawa,” harapnya.

Sementara itu, pihak pendata benda bersejarah dan cagar budaya dari Provinsi Jatim sedang dalam upaya dikonfirmasi.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait