DBH Gas Bumi Bojonegoro Rp 11 Miliar Berpotensi Tak Capai Target

Lapangan Gas JTB.
Seorang pekerja sedang melintas di area fasilitas pemrosesan Gas JTB di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Gas dari JTB akan menjadi pemasok bahan metanol.(dok.PEPC)

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Target dana bagi hasil (DBH) gas bumi sebesar Rp 11 miliar yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berpotensi tak tercapai. Sebab produksi lapangan unitisasi gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, sempat turun pada Maret 2025 lalu.

“DBH gas bumi berpotensi tak capai target, apabila produksinya masih rendah,” kata Kepala Bidang Perimbangan dan PAD lainnya di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bojonegoro Achmad Suryadi.

Dia mengatakan, total transfer DBH gas bumi yang telah diterima Bojonegoro sebesar Rp 4,4 miliar hingga Juni 2025 dari alokasi Rp 11 miliar. Transfer dari pemerintah pusat tersebut baru mencapai 40 persen sehingga masih jauh dari target.

“Apalagi kemarin sekitar bulan Maret produksi JTB sempat turun. Artinya ini bisa mempengaruhi transfer DBH gas bumi ke Bojonegoro,” jelasnya, Kamis (3/7/2035).

Namun lanjut Suryadi, Pertamina EP Cepu (PEPC) saat rapat beberapa waktu lalu optimis bahwa produksi JTB bakal mencapai target. Sehingga nantinya bisa menambah DBH gas untuk Bojonegoro.

“Semoga saja tercapai karena masih banyak kemungkinan produksi gas meningkat dan harganya mahal,” katanya kepada suarabanyuurip.con.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro Lasuri berharap produksi gas di JTB bisa mencapai target sehingga bisa menambah besaran APBD Bojonegoro dari dana bagi hasil.

“Harapannya sesuai target. Meski harga gas tak semahal minyak wajib sesuai target,” tandasnya.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *