SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Janji pemerintah untuk mengumumkan lima pemenang proyek engineering, procuremen, and construction (EPC) Banyuurip, Blok Cepu, sebelum akhir tahun 2011, terbukti. Mobil Cepu Limited (MCL), Operator Blok Cepu, melakukan penandatanganan kontrak proyek EPC 5 dengan Konsorsium PT. Rekayasa Industri (Rekin) – PT. Hutama Karya disela-sela peletakan batu pertama proyek EPC 1 Banyuurip di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, (6/12).
Penandatanganan kontrak EPC 5 itu dilakukan oleh Asep Sulaeman perwakilan MCL, Ali Suharsono dari PT. Rekin dan Tri Widjajanto dari PT. Hutama Karya dengan disaksikan Menteri Enegri Sumber Daya Alam (ESDM) Jerok Wacik dan Kepala BP. Migas R. Priyono.
Jero Wacik mengungkapkan, sejak dirinya dilantik menjadi Menteri ESDM 19 Juli lalu, langsung mendapat mandat khusus dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengawal  proyek migas Blok Cepu. Peresiden, kata dia, memberikan deadline akhir tahun 2012 proyek harus EPC Banyuurip harus dimulai.
â€Dengan dilakukannya peletakkan batu pertama dan penandatanganan kontrak ini proyek Banyuurip sudah bisa dimulai. Ini sesuai perintah pak presiden agar proyek dimulai akhir tahun,†ujar Jero.
Kepala BP. Migas R.Priyono menjelaskan, bahwa dalam pelaksanaan proyek pengembangan penuh Lapangan Minyak Banyuurip ini pihaknya tetap mengutamakan pengusaha nasional sebagai leader agar dapat melibatkan kandungan lokal secara maksimal.
â€Meski demikian kita tetap terbuka dengan perusahaan asing,†tegasnya.
President and general MCL Manager afiliasi ExxonMobil di Indonesia, Terry S. McPhail menjelaskan, bahwa pekerjaan dalam kontrak EPC 5 adalah merancang dan membangun fasilitas infrastruktur yang diperlukan guna mendukung pengoperasian fasilitas proses produksi (production processing facilitis/PPF). Dalam kontrak ini mencakup pembangunan jalan raya permanen, jalan layang lintas rel keretapi di Desa Ngraho, Kecamatan Kalitidu, kompleks perumahan, gedung administrasi dan gedung penyimpanan yang diperlukan untuk kegiatan operasi, fasilitas pengambilan dan penyaluran air Sungai Bengawan Solo melalui jalur pipa, serta waduk penampungan.
â€Kami bekerjasama dengan BP. Migas, PT. Pertamina EP Cepu, dan Badan Kerja sama (BKS) Blok Cepu untuk secepatnya membawa sumberdaya banyuurip ke tahap produksi penuh, sambil memastikan operasi yang aman dan terandalkan,†sambung Terry.
Pengembangan fasilitas produksi penuh ini, lanjut dia, direncanakan dapat memproduksi 165.000 barel per hari (bph). Fasilitas tersebut mencakup 49 sumur pada tiga anjungan sumur, sebuah fasilitas pengolahan pusat (central processing facility/CPF) dan pipa sepanjang 95 kilo meter untuk mengalirkan ke fasilitas penyimpanan dan alir muat terapung (floating stroage and offloading/FSO) bermuatan maksimal 1,7 juta barel.
â€Kapal tanker akan mengangkut minyak dari FSO ke pasar domestik dan dunia,†kata Terry menerangkan.
Dia mengungkapkan, lima kontrak EPC ditargetkan selesai dalam waktu 36 bulan. Produksi penuh akan dapat dimulai tidak lama setelah itu, segera setelah mendapat persetujuan dari pihak regulator.
â€Proyek ini berencana akan memproduksi 450 juta barel minyak,†tegasnya.
Menurut Terry, pengembangan dan produksi Lapangan Banyuurip ke depan akan membawa keuntungan berarti bagi Indonesia.Proses pengeboran. Konstruksi, dan pembangunan dari fasilitas tersebut dapat dicapai dengan dukungan dari kalangan pemasok dalam negeri, termasuk perusahaan lokal. Ribuan tenaga kerja akan dipekerjakan MCL beserta kontraktornya selama kurang lebih tiga tahun untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka yang dapat diterapkan pada pengembangan proyek serupa baik di industri migas maupun lainnya.
â€Beberap pelatihan saat ini terus berlangsung bagi pengembangan teknisi lokal yang akan berperan dalam operasional produksi Banyuurip nanti,†pungkasnya.
Seperti diketahui, sebelumnya MCL juga telah menganugrahkan empat konsorsium pemenang EPC 1 – 4. Yakni untuk EPC 1 PT. Tripatra Engineers & Construction – PT. Samsung Engineering Co.Ltd untuk pengerjaan CPF, EPC 2 adalah PT. Inti Karya Persada Teknik (IKPT)-PT. Kelsri dipengerjaan pipa darat 20n inci sepanjang 72 KM.
Kemudian, EPC 3 yaitu dimenangi PT. Rekayasa Industri dan Likpin LLC yang akan akan merancang dan memasang menara tambat sekitar 2600 metrik ton pada kedalaman air 33 meter dan pipa lepas pantai terisolasi berdiameter 20-inci yang membentang 23 kilometer dari garis pantai Tuban ke menara tambat. Sedangan pemenang EPC 4 yakni PT. Scorpa Pranedya – PT. Sembawang Shipyard, anak perusahaan Sembcorp Marine untuk pengerjaan FSO.