Lasuri : Silpa Bojonegoro Selalu Tinggi, Dana Abadi Bisa Jadi Solusi

24772

SuaraBanyuurip.com - Arifin Jauhari

Bojonegoro – Tingginya besaran Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro, Jawa Timur beberapa tahun belakangan hingga menembus Rp2,8 triliun, mendapat sorotan DPRD setempat. Wakil rakyat menilai wacana dana abadi bisa menjadi solusi untuk mengatasi terjadinya Silpa.

Menurut Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bojongoro Lasuri, Silpa APBD Bojonegoro yang selalu tinggi membutuhkan solusi. Wacana dana abadi memungkinkan untuk diterapkan sebagai solusi. Mengingat UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD) memberikan amanat untuk kabupaten yang Silpa-nya besar bisa membuat dana abadi.

“Cantolan regulasinya kan sudah ada. Jadi sangat dimungkinkan dana abadi sebagai solusi,” kata Lasuri kepada suarabanyuurip.com, Jum’at (25/03/2022).

Sejak 2018, kata Lasuri, Silpa APBD Bojonegoro selalu tinggi, yakni sebesar Rp2,3 triliun, lalu 2019 sebesar Rp2,2 triliun, tahun 2020 naik lagi sebesar Rp2,4 triliun, dan tahun 2021 tembus sekira Rp 2,8 triliun. Angka Silpa 2021 tersebut berasal dari sisa belanja sebesar Rp1,1 triliun ditambah dengan pelampauan target pendapatan sebesar Rp1,7 trilun.

Baca Juga :   DPRD Bojonegoro Desak Pemkab Realisasikan BLT Bagi Hasil Cukai Tembakau 2022

“Target pendapatan terlampaui karena ada transfer di detik detik akhir tahun sebesar sekira 900 miliar, sehingga menjadi Rp1,7 triliun,” tutur Anggota Komisi B DPRD yang membidangi masalah migas ini.

Lasuri memperkirakan Silpa pada 2022 bahkan akan lebih tinggi. Begitu juga besaran APBD diperkirakan akan bisa tercapai lebih dari Rp7 triliun. Karena sesuai dengan UU Nomor 1 Tahun 2022, DBH Migas lebih besar dari sebelumnya yaitu sebesar 6,5 persen ditambah 1 persen untuk daerah penghasil. Sebelumnya, mengacu pada UU Nomor 33 Tahun 2004 Bojonegoro hanya kebagian 6 persen.

Politisi PAN itu menjelaskan permasalahan Silpa APBD Bojonegoro selalu menjadi besar. Selain biasanya hanya bisa digunakan setelah P-APBD, ditambah lagi tidak tertutup kemungkinan adanya penambahan pendapatan lain seperti DBH Migas yang dipengaruhi naiknya harga minyak.

Dicontohkan, harga minyak dunia yang melambung tinggi dari USD63 per barel di tahun 2021 menjadi USD120 per barel pada 2022 menjadi indikasi APBD Bojonegoro akan semakin tinggi pada 2023.

“Yang juga harus dipikirkan, kegiatan produksi migas ini kan tidak selamanya. Pasti terjadi penurunan sampai suatu saat nanti akan habis. Nah, solusinya, dana abadi saya kira bisa menjadi salah satu opsi,” tutupnya.(fin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *