Warga Berharap Kilang Mini TWU di Bojonegoro Beroperasi Lagi

Kilang TWU.
Kilang mini TWU di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, kembali mendapat pasokan minyak mentah dari Blok Cepu sebanyak 15.000 barel per hari selama 10 tahun.

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – Warga Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur berharap mini refinery atau kilang minyak mini milik Tri Wahana Universal (TWU) di desa mereka bisa beroperasi lagi sehingga bisa membuka peluang usaha dan kerja. Kilang mini tersebut telah berhenti produksi sejak 31 Januari 2018 lalu akibat tidak memperoleh pasokan minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.

“Kabarnya mau beroperasi lagi. Kemarin sudah mulai persiapan. Alat-alatnya sudah diservis,” ujar Slamet warga Dusun Clangap, Desa Sumengko kepada suarabanyuurip.com, Sabtu (30/4/2022).

Slamet mengaku pernah bekerja di kilang mini TWU sebelum berhenti operasi pada akhir Januari 2018 lalu. Namun setelah kilang mini pertama di Indonesia itu menghentikan produksinya, ia membuka warung kecil-kecilan di perempatan Clangap. Berjualan nasi bungkus dan kopi.

“Harapan saya kilang mini bisa beroperasi lagi. Sehingga bisa membuka peluang kerja dan usaha bagi warga sekitar,” ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Sumengko, Rudi Setiawan mengaku belum mendapatkan kabar resmi terkait akan beroperasinya kembali kilang mini TWU di desanya.

“Kami dari pihak pemdes belum ditembusi terkait operasinya kilang TWU. Dulu waktu berkunjung ke balai desa cuma bilang mau renovasi. Jadi terkait operasi kami belum ngerti kapan,” kata Rudi.

Rudi berharap jika kilang mini beroperasi lagi bisa bersinergi dengan pemerintah desa (Pemdes) Sumengko trutama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Sehingga dapat memberi pekerjaan pada penduduk lokal,” pungkasnya.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) dan Founder Rudy Tavinos PT TWU belum memberikan penjelasan terkait kabar akan beroperasinya kilang mini. Pesan WhatsApp yang dikirim belum dibalas hingga berita ini diterbitkan.

Untuk diketahui, kilang mini TWU melakukan penghentian produksi dua kali. Pertama pada 20 Januari 2016 dan kemudian beroperasi lagi. Kemudian pada 31 Januari 2018 kembali menghentikan produksinya sampai sekarang.

Sebelum berhenti beroperasi kilang mini TWU mengolah minyak mentah sebanyak 6 ribu barel per hari (bph) dari Lapangan Banyu Urip yang berada di wilayah Kecamatan Gayam. Minyak mentah tersebut diolah menjadi empat jenis yakni High Speed Diesel (HSD) atau gas oil adalah fraksi yang lebih berat dari kerosene, Straight Run Gasoline (SRG) atau naphtha adalah nama umum yang digunakan dalam industri pengilangan minyak bumi  untuk hasil cair paling atas dari at – mospheric distillation units (ADU).

Kemudian VTB/LSWR oil untuk burner pada furnace dan pembangkit listrik, mesin uap dan lain-lain. Serta memproduksi Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO).

Berhentinya kilang mini tersebut telah mengakibatkan ratusan pekerja lokal menganggur, usaha jasa gulung tikar, dan Kabupaten Bojonegoro kehilangan pendapatan miliaran rupiah dari pajak dan retribusi resmi.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *