Akhir 2022 Produksi JTB 192 MMSCFD, Jatim Diprediksi Kelebihan Pasokan Gas di 2023

Kepala UPP JTB, Waras Budi Santoso.

Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Provinsi Jawa Timur (Jatim) diprediksi bakal kelebihan pasokan gas di tahun 2023 mendatang. Musababnya, karena selain lapangan unitisasi gas Jambaran Tiung Biru (JTB) berproduksi penuh di akhir 2022 merupakan penghasil gas terbesar di Jatim, masih ada pula proyek gas Husky -CNOOC Madura Limited (HCML)

Kepala UPP (Unit Percepatan Proyek) JTB, Waras Budi Santoso mengatakan, saat ini gas dari lapangan JTB sudah mulai berproduksi di kisaran 30 juta standar kaki kubik per hari atau 30 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day). Produksi pada minggu ini ditargetkan meningkat menjadi 60 sampai 70 MMSCFD.

“Puncak produksi gas sebesar 192 MMSCFD kami targetkan tercapai pada bulan Desember 2022 mendatang,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com, Senin (31/10/2022).

Proyek Lapangan Unitisasi Gas JTB di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
© 2022 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari

Dijelaskan, selain lapangan Unitisasi Gas JTB, ada pula proyek gas HCML yang memiliki kapasitas produksi hampir sama besar dengan JTB. Dengan demikian diperkirakan akan terjadi kelebihan pasokan gas di provinsi paling timur pulau jawa.

Baca Juga :   Ini Peluang Bisnis yang Bisa Dikerjakan Kontraktor Lokal

“Kemungkinan besar akan terjadi surplus gas di 2023 (di Jatim). Ini yang menjadi PR kami dan Kementerian ESDM bagaimana untuk optimalisasi pemanfaatan gas ini,” ujarnya.

Sebagai salah satu solusi, lanjut Waras, diperlukan perluasan pasar sampai ke Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Barat (Jabar). Namun, perluasan ke kawasan industri Batang di Jateng ini baru bisa dilakukan jika pipa dari Semarang ke Batang sudah jadi. Sebagai kelanjutan dari pipa Gresik – Semarang.

“Perluasan pasar hingga ke Jabar ini juga baru bisa dilakukan dengan syarat jika sudah ada kelanjutan jaringan pipa transmisi gas Gresik – Semarang sampai Cirebon,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (SKK Migas Jabanusa) sebelumnya mengatakan, bahwa proyek HCML di Sumenep Madura mempunyai kapasitas produksi gas sebesar 175 MMSCFD dan 50 MMSCFD.

“Oleh karena itu, baik hulu dan hilir perlu sinergi dan kolaborasi yang baik, agar kita bisa mengoptimalkan serapan produksi gas,” katanya saat bincang-bincang dengan media di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, Senin (19/09/2022).(fin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *